Puisi: Suatu Hari di Sukabumi (Karya F. Rahardi)

Puisi "Suatu Hari di Sukabumi" karya F. Rahardi adalah sebuah puisi indah yang menggambarkan suasana alam di Sukabumi pada bulan November. Dengan ....
Suatu Hari di Sukabumi


november diam-diam hadir di penanggalan
tanpa suara
digugurkannya daun-daun munggur yang tua
daun-daun asam yang kuning warnanya
masih nyata
bekas-bekas hujan tadi malam
di halaman; rumput-rumput nampak basah
daunnya
dan matahari bagai potret singa
dengan taring-taring yang runcing
menggeliat di langit
rumah yang basah dipanggangnya
lalu-lintas di jalan digerakkannya
dan barang-barang jemuran direntang
di halaman
pohonan pun bagai kanak-kanak
serentak bersorak kegirangan.


Sukabumi, 3/11/1974

Analisis Puisi:
"Suatu Hari di Sukabumi" adalah puisi yang ditulis oleh F. Rahardi. Puisi ini menggambarkan suasana alam pada suatu hari di Sukabumi, suatu daerah di Jawa Barat, Indonesia. Melalui gaya bahasanya yang kaya, Rahardi menghadirkan gambaran yang indah dan hidup tentang suasana pagi hari di alam pedesaan.

Makna dan Simbolisme: Puisi ini mengandung banyak simbolisme alam dan objek-objek sehari-hari, yang menciptakan gambaran alam dan suasana di Sukabumi pada bulan November. Bulan November diam-diam hadir di penanggalan, menunjukkan peralihan waktu tanpa peristiwa besar yang mencolok. Ini mungkin merujuk pada suasana mendung atau sepi, yang sering dialami di daerah pegunungan seperti Sukabumi pada bulan tersebut.

Perubahan Musim: Puisi ini mencatat perubahan musim dari musim gugur menuju musim hujan. "Daun-daun munggur yang tua / daun-daun asam yang kuning warnanya / masih nyata" menggambarkan dedaunan yang berguguran, warnanya menggambarkan perubahan musim yang mendalam dan indah.

Kehadiran Hujan: "Bekas-bekas hujan tadi malam / di halaman; rumput-rumput nampak basah / daunnya" menciptakan gambaran suasana setelah hujan, ketika rumput dan dedaunan basah oleh tetesan hujan. Ini menciptakan suasana alam yang segar dan menyegarkan setelah hujan.

Potret Matahari: "Matahari bagai potret singa / dengan taring-taring yang runcing / menggeliat di langit" menggambarkan matahari yang terbit dengan kuat dan garang seperti singa dengan taring-taring runcing. Potret ini menunjukkan intensitas sinar matahari pada pagi hari yang cerah, yang menandai awal hari yang baru.

Kehidupan Sehari-hari: "Pohonan pun bagai kanak-kanak / serentak bersorak kegirangan" menyiratkan bahwa alam bermekaran dengan kehidupan. Pohon-pohon, seperti kanak-kanak yang bersuka cita, menyambut pagi dengan gembira. Selain itu, puisi ini juga menyinggung kehidupan sehari-hari masyarakat desa dengan menyebutkan rumah yang basah dipanggang dan jalan yang ramai lalu lintas.

Gaya Bahasa dan Irama: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun puitis. Penggunaan imaji dan metafora memperkaya makna puisi dan menciptakan gambaran alam yang hidup. Irama puisi ini juga alami dan mengalir, seperti suasana pagi di Sukabumi yang tenang dan nyaman.

Puisi "Suatu Hari di Sukabumi" karya F. Rahardi adalah sebuah puisi indah yang menggambarkan suasana alam di Sukabumi pada bulan November. Dengan menggunakan simbolisme dan imaji yang kaya, puisi ini menciptakan gambaran yang hidup tentang perubahan musim, hujan yang meninggalkan bekas, dan kehidupan sehari-hari di pedesaan. Irama dan gaya bahasa puisi ini menambahkan keindahan dan kedalaman dalam pengalaman membaca puisi tersebut.

Floribertus Rahardi
Puisi: Suatu Hari di Sukabumi
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.