Sumber: Lampung Post (13 Juni 2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Menunggu" karya Fitri Yani menghadirkan gambaran yang mendalam mengenai pengalaman menunggu dan rindu. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun mengena, puisi ini mengeksplorasi perasaan dan momen-momen yang tercipta selama periode menantikan sesuatu atau seseorang.
Pengalaman Menunggu: "ada yang hidup dari rindu", puisi ini dibuka dengan pernyataan kuat bahwa ada sesuatu yang hidup dari rindu. Ungkapan ini tidak hanya menunjukkan keberadaan emosi rindu, tetapi juga memberikan karakter atau eksistensi pada perasaan itu.
Proses Pertumbuhan: Penggunaan metafora "tumbuh di dalam kalbu" menciptakan gambaran visual mengenai perkembangan perasaan rindu. Seperti tumbuhan yang tumbuh dari suatu tempat, rindu juga tumbuh dan berkembang di dalam hati.
Kedalaman dan Syahdu: "setiap malam/ datang membelai/ dengan syahdu//", puisi menekankan momen "setiap malam" yang datang untuk membelai dengan syahdu. Ini menciptakan suasana yang tenang dan damai, menggambarkan pengalaman menunggu sebagai sesuatu yang penuh kelembutan.
Ekspresi Perasaan: Puisi ini memberikan kesan bahwa menunggu bukan hanya sekadar kegiatan fisik atau waktu yang terlewati, tetapi juga sebuah proses yang melibatkan perasaan yang mendalam dan erat terkait dengan keberadaan seseorang.
Sederhana Namun Kuat: Meskipun puisi ini singkat, pemilihan kata yang sederhana memiliki kekuatan untuk menggambarkan kerumitan dan keintiman dari pengalaman menunggu. Fitri Yani berhasil menyampaikan emosi dengan efektif dalam segelintir kata.
Puisi "Menunggu" menciptakan kesan keindahan dan kelembutan dalam mengekspresikan rasa rindu. Dengan merangkai kata-kata secara efektif, Fitri Yani berhasil membangun suasana yang memungkinkan pembaca meresapi momen-momen menunggu dengan segala keindahannya.
Karya: Fitri Yani
Biodata Fitri Yani:
- Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
