Sumber: Yogya dalam Nafasku (2015)
Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Saat Kematian Menjemput" karya Tjahjono Widarmanto menggambarkan suasana introspektif dan reflektif yang mendalam terkait dengan tema kematian dan kehilangan. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek puisi ini.
Gambaran Atmosfer: Puisi ini menciptakan gambaran atmosfer yang kuat dengan menggambarkan suasana hujan yang bengis dan semerbak kamboja. Atmosfer ini menciptakan suasana tegang dan melankolis yang sesuai dengan tema kematian yang dihadirkan dalam puisi.
Ketidakmampuan untuk Menulis: Penyair dalam puisi mengungkapkan ketidakmampuannya untuk menulis, bahkan hanya satu baris kalimat. Ini mencerminkan kehampaan dan kebingungan yang dialami dalam menghadapi kematian. Meskipun ingin menulis, penyair merasa terhambat oleh kesedihan dan kemurungan yang melilit.
Mitos dan Sejarah: Puisi ini merenungkan perbedaan antara mitos dan sejarah, menunjukkan bahwa sejarah lebih membutuhkan mitos daripada peristiwa yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan kompleksitas manusia dalam mencari makna dan pemahaman tentang kehidupan dan kematian.
Penolakan terhadap Pertanyaan-Pertanyaan: Penyair menolak pertanyaan-pertanyaan konvensional tentang asal-usul dan tujuan hidup. Ini mencerminkan sikap skeptis dan menolak keramahtamahan dunia yang mungkin hanya menyembunyikan kekhawatiran dan kecurigaan.
Cinta dan Curiga: Puisi ini menyoroti perasaan cinta dan curiga yang selalu membawa kesedihan dan berkabung. Penyair merenungkan bagaimana emosi-emosi tersebut dapat merubah suasana hati menjadi murung dan berkabung.
Penyelesaian yang Terbuka: Puisi ini berakhir dengan nada yang terbuka, dengan penyair meraba-raba akan menuju surga atau neraka. Hal ini menciptakan perasaan ketidakpastian dan teka-teki, meninggalkan pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari kematian dan kehidupan setelahnya.
Secara keseluruhan, puisi "Hujan Saat Kematian Menjemput" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perenungan mendalam tentang kematian, kehilangan, dan kompleksitas emosi manusia dalam menghadapi ketidakpastian kehidupan dan akhirat.