Puisi: Hal Tak Penting (Karya Gus tf)

Puisi "Hal Tak Penting" karya Gus tf menyentuh berbagai aspek kehidupan kontemporer, seperti konsumerisme, kekerasan yang tersembunyi, dan ...
Hal Tak Penting

Kami tidur setiap malam seperti kami bangun setiap pagi.
Apa yang bisa kami makan hari ini?
Kentang, tomat, daging, kiriman roti dari Bakery.
Semur, opor, sup, sangat cocok dengan nasi.
Ada juga keripik ikan pari, cemilan kami setiap kali duduk di depan televisi.
 
Kami duduk di depan televisi seperti kami duduk di depan kerabat.
Lihat.
Leher koyak, kepala somplak, di kaki meja tergeletak sepotong kapak.
Adakah ia kapak yang kemarin kami pinjam dari tetangga?
Darah mengalir, menetes ke cangkir, memadat mengental
seperti agar-agar.
Lihat. Ia mengiris, dan mencowelnya, seperti kami mengiris dan mencowel mentega.
Ia menjilat, dan mengulumnya, seperti kami menjilat dan mengulum gula-gula.
Adakah ia memang rasakan betapa legitnya?
Adakah ia memang kerabat - bagian dari kami juga?
Kami tertawa-tawa.
Tergeli-geli seperti bukan dengan televisi.
 
Tapi selalu, setiap senja, seorang lelaki turun dari taman kota.
Dari pintu pagar, ia berteriak, "Tidakkah mengherankan bahwa kita hidup?"
 
Sungguh tak penting.
Ia manusia.
Si gila.
Berita sore yang kami nanti: Seberapa banyak saham kami naik hari ini?

Payakumbuh, 1997

Analisis Puisi:

Puisi "Hal Tak Penting" karya Gus tf adalah refleksi mendalam tentang kehidupan modern yang sering kali dipenuhi dengan rutinitas dan kekosongan. Dengan menggunakan gambaran sehari-hari yang sederhana, puisi ini menyentuh berbagai aspek kehidupan kontemporer, seperti konsumerisme, kekerasan yang tersembunyi, dan kebosanan eksistensial. Melalui penggunaan bahasa yang lugas dan metafora yang kuat, Gus tf mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari kehidupan sehari-hari dan apa yang sebenarnya penting dalam hidup.

Makna

  • Rutinitas Harian: Puisi ini dibuka dengan deskripsi tentang rutinitas harian yang biasa: "Kami tidur setiap malam seperti kami bangun setiap pagi." Kalimat ini mencerminkan siklus hidup yang monoton dan tanpa makna yang mendalam. Pertanyaan "Apa yang bisa kami makan hari ini?" menunjukkan fokus pada kebutuhan material dan konsumsi sehari-hari, seperti makanan dan hiburan.
  • Kekerasan Tersembunyi: Bagian selanjutnya dari puisi ini menggambarkan adegan yang mengejutkan dan penuh kekerasan: "Leher koyak, kepala somplak, di kaki meja tergeletak sepotong kapak." Gambaran ini kontras dengan rutinitas yang tenang dan mengungkapkan kekerasan yang mungkin tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari. Kapak yang mungkin dipinjam dari tetangga menunjukkan bahwa kekerasan tersebut bisa datang dari lingkungan terdekat.
  • Kekosongan Emosional: Reaksi terhadap kekerasan ini ditunjukkan dengan sikap yang acuh tak acuh: "Kami tertawa-tawa. Tergeli-geli seperti bukan dengan televisi." Ini menggambarkan ketidakpekaan emosional yang sering terjadi dalam masyarakat modern, di mana kekerasan dan tragedi menjadi bagian dari hiburan sehari-hari.
  • Refleksi Eksistensial: Pada bagian akhir puisi, seorang lelaki turun dari taman kota dan berteriak, "Tidakkah mengherankan bahwa kita hidup?" Pertanyaan ini menggarisbawahi tema eksistensial yang mendalam. Meskipun kehidupan modern penuh dengan rutinitas dan kekerasan, ada refleksi tentang makna hidup dan keberadaan. Namun, pertanyaan ini dianggap "tak penting" dan lelaki tersebut disebut sebagai "si gila," menunjukkan bagaimana refleksi mendalam sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tema dan Pesan

Puisi ini mengangkat tema-tema seperti kekosongan hidup modern, ketidakpekaan terhadap kekerasan, dan pertanyaan eksistensial tentang makna hidup. Dengan menggambarkan rutinitas sehari-hari yang tampaknya biasa tetapi diselingi oleh kekerasan dan refleksi yang mendalam, Gus tf menunjukkan bagaimana kehidupan modern sering kali kehilangan makna yang lebih dalam.

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya merenungkan apa yang sebenarnya penting dalam hidup. Konsumerisme dan rutinitas sehari-hari dapat membuat kita kehilangan makna hidup yang lebih dalam. Dengan menghadapi kenyataan kekerasan dan refleksi eksistensial, kita bisa menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan kita.

Gaya Bahasa dan Struktur

Gus tf menggunakan gaya bahasa yang lugas dan deskriptif untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari dan kekerasan yang tersembunyi. Metafora seperti "leher koyak" dan "kepala somplak" digunakan untuk menggambarkan kekerasan dengan cara yang grafis dan mengejutkan. Struktur puisi yang terdiri dari dua bagian yang kontras - rutinitas harian dan refleksi eksistensial - membantu memperkuat pesan dari puisi ini.

Puisi "Hal Tak Penting" karya Gus tf adalah puisi yang menggugah dan penuh makna. Melalui gambaran kehidupan sehari-hari yang penuh rutinitas, kekerasan tersembunyi, dan refleksi eksistensial, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan apa yang sebenarnya penting dalam hidup. Dengan gaya bahasa yang lugas dan metafora yang kuat, Gus tf berhasil menyampaikan pesan tentang kekosongan hidup modern dan pentingnya menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan kita.

Gus tf Sakai
Puisi: Hal Tak Penting
Karya: Gus tf

Biodata Gus tf Sakai:
  • Gustrafizal Busra atau lebih dikenal Gus tf Sakai lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh, Sumatera Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.