Puisi: Gurit Katresnan (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Gurit Katresnan" karya Tjahjono Widarmanto penuh dengan gambaran alam, perasaan cinta, dan unsur tradisi. Dalam puisi ini, penyair ....
Gurit Katresnan (1)

nimas, pasuryanmu kaya abange srengenge
kang tansah nggeget rasa kapang
ora bakal alum dirudapeksa mangsa ketiga
apa maneh kabuncang angin mangsa rendheng

nimas, langit kuwi tansah kapang nyawang esemmu
ngenam gurit-gurit katresnan kanggo tanda laku kasmaran
candikala uga njeritake rasa kapangku marang dalan lakuning setya
kaya kangene surup marang wengi kang kebak kartika.

nimas, mbun-mbun ing subuh kuwi
nyathet gurit-gurit tresna ana ing pedhut lan gegodhongan

nimas, langit kuwi kebak gurit
gurit laku kasmaran kesorot srengenge
ngglewang-ngglewang ngabarake kangen kang tanpa upama

Gurit Katresnan (2)

ana ing mega awang-uwung
esemmu nembang asmaradhana
kidung-kidung tresna kang kebak warna ungu
lembayung ati kang mentiyung keterak wuyung.

tembang-tembang kuwi aweh sasmita
kapange jung marang gisik
kangene srengenge marang bantala
kapange mbun marang pedhut esuk
kangene langit marang rembulan lan kartika

ana ing kali-samodra
kabeh layar wis mbabarake tanda

“nimas, perahu iki kanggo ngeterke sliramu nguber lelaku tresna!”

2018

Analisis Puisi:

Puisi "Gurit Katresnan" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran alam, perasaan cinta, dan unsur tradisi. Dalam puisi ini, penyair menggunakan bahasa Jawa yang khas untuk menggambarkan perasaan dan makna dalam puisi.

Tema Cinta dan Tradisi: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan tradisi. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dengan menggunakan gambaran alam dan simbol-simbol tradisional Jawa, seperti "Gurit Katresnan". Tema ini menghubungkan perasaan cinta manusia dengan budaya dan tradisi yang kaya.

Bahasa Jawa dan Simbol-Simbol Tradisional: Penyair menggunakan bahasa Jawa dan simbol-simbol tradisional seperti "Gurit Katresnan" untuk menggambarkan perasaan cinta dan makna dalam puisi. Bahasa Jawa memberikan nuansa khas dan autentik pada puisi ini, sementara simbol-simbol tradisional menghubungkan puisi dengan warisan budaya.

Imaji Alam dan Emosi Manusia: Gambaran alam seperti langit, esem (senyum), dan megawang-uwung digunakan untuk menggambarkan perasaan cinta dan romantisme. Imaji-imaji ini menciptakan suasana romantis dan menghubungkan perasaan manusia dengan alam semesta.

Perbandingan dan Simbolisme: Puisi ini penuh dengan perbandingan dan simbolisme yang kuat. Contohnya, "Gurit Katresnan kanggo tanda laku kasmaran" menggambarkan "Gurit Katresnan" sebagai simbol tanda dari cinta kasmaran. Hal ini memberikan dimensi makna yang lebih dalam pada puisi.

Aliran Pemikiran dan Rasa: Puisi ini memiliki aliran pemikiran yang bergerak dari gambaran ke gambaran, menggambarkan perasaan cinta yang terus berlanjut. Penyair menggambarkan perasaan cinta dengan rasa dan kekhasan yang menggugah emosi pembaca.

Budaya dan Identitas: Puisi ini mencerminkan hubungan yang erat antara cinta dan budaya Jawa. Penggunaan simbol-simbol tradisional dalam puisi ini menggambarkan kekayaan budaya dan identitas Jawa.

Tentang Ketekunan dan Tresna: Puisi ini juga menggambarkan ketekunan dan kesetiaan dalam cinta ("Gurit Katresnan kanggo tanda laku kasmaran") serta keindahan perasaan cinta yang kuat ("tembang-tembang kuwi aweh sasmita").

Puisi "Gurit Katresnan" menggambarkan perasaan cinta yang mendalam dengan menggunakan gambaran alam dan simbol-simbol tradisional Jawa. Bahasa Jawa dan tradisi budaya memberikan dimensi yang lebih dalam pada puisi ini, sementara imaji-alami menghubungkan perasaan manusia dengan alam semesta. Puisi ini adalah sebuah penggambaran tentang cinta dan budaya yang melekat erat dalam kehidupan dan identitas manusia.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Gurit Katresnan
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.