Puisi: Episode Cinta (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Episode Cinta" karya Tjahjono Widarmanto adalah serangkaian episode yang menggambarkan perjalanan cinta dengan cara yang metaforis dan ....
Episode Cinta

Episode 1:  Mozaik Cinta

hujan selalu turun dengan rintik yang sama, namun aku tak pernah bosan menungguinya
karena dalam garis-garis hujan, engkau selalu menari bersama ikan-ikan
: gemulai dan amat seksi. belum telanjang tapi lebih birahi dari segala bugil.

olala, kekasihku.ringkik kuda di taman. lirih jangkrik di semak. siapa menyimaknya?
lari. larilah bersama ringkiknya. kita berkejar-kejaran dalam seribu labirin
di antara rinai garis hujan. rintik lagu ungu
alam memotretnya. membingkai wajahmu di kerling bianglala
malaikat-malaikat dan segenap peri melambai-lambaikan sayap
menaburkan bunga-bunga. keluarkan sabda:
: kalianlah adam hawa itu!


Episode 2: Perahu Ini, Kekasihku

kusediakan perahu ini, kekasihku, sebagai tanda pinangan

naikilah perahu ini, kekasihku
ada sebuah lampu, serta seorang penyair di dalamnya
akan menemanimu jelajahi sudut semesta, inci demi inci
mari bentangkan layar. singgahi segala dermaga dan cakrawala
kita petik matahari lewat tangga pelangi
arungi ombak demi gelombak menuju rahasia segala cinta

pelayaran ini, kekasihku
mengulang rute-rute bapa adam
saat dulu mencari wajah hawa yang hilang
bersama daun-daun surga di genggamannya

ayo, kekasihku, ayolah bentangkan layar
walau kelak gemuruh samudera akan menelan kita
ke dalam pelukannya, ke dalam pusat jantungnya.


Episode 3: Narasi Cinta yang Tersisa

ini musim untuk istirah dan bercinta
menyimak merpati kibas-kibaskan sayapnya
berkisah tentang malam yang tiba-tiba punya seribu mata
lengkap dengan purnama yang sempurna. amat sempurna

maka biarkan mawar berbiak di segenap kelenjar nadi
mengubah langit sekejap jadi biru dan angin menggantungkan
abjad-abjad namamu di jemari sayap-sayapnya
biarkan kita hikmati fatamorgana ini
sebelum waktu mengkhianatinya
menjadikannya: tiada.
biarkan kita khusyuk terdiam
mengekal di antara larik-larik sajak shakespeare
sembari menyirami mawar yang terus bertunas merah
sampai saatnya nanti ulat-ulat berbulu mencabik-cabiknya
membuat daunnya ranggas ternganga
tinggal duri-duri menjadi: dendam yang pasti.


Episode 4: Daun Gugur

bulan apa dan musim ke berapa ini?
entahlah: cuma angin. sedikit kabut serta pusaran hujan dengan pagut liar.

daun-daun itu gemetar dengan puncak gigil
tak kuasa menolak cemas yang tiba-tiba jadi ular
mendesis-desis julur di batangnya
putik-putik dibetot ke tanah. disedot dalam lahat
liang labirin penuh sarang laba-laba dan kalajengking

segenap daun memekik jerit menguap bersama debu
: bacalah! baca usia: cermin lahir dan mati.
terowongan waktu tempat nostalgia berlari-lari
memburu jarak dan catatan, petilasan yang kelak jadi tanda

segala bunga rontok sempurna. tak sempat bunting
tak ada yang sanggup menolak cemas
saat bilangan-bilangan dihitung kembali
dari nol ke sembilan dari sembilan balik ke nol
- ini bukan sekedar laba dan rugi namun hitungan hutang

segenap daun. segenap bunga rontok sempurna
rebah bertekuk lutut pasrah pada musim
tinggal batang meranggas kering menuding langit
bergumam: inilah fana!

2014

Sumber: Horison (7 April 2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Episode Cinta" karya Tjahjono Widarmanto adalah serangkaian episode yang menggambarkan perjalanan cinta dengan cara yang metaforis dan puitis. Setiap episode membawa pembaca melalui rangkaian perasaan, gambaran, dan pengalaman yang melambangkan berbagai aspek cinta dalam kehidupan.

Episode 1: Mozaik Cinta
Pada episode pertama, puisi ini memulai dengan gambaran hujan yang selalu turun dengan rintik yang sama. Ini menggambarkan kekontinuitasan waktu dan perasaan yang tak pernah berubah. Meskipun rutinitas ini, penantian tidak pernah bosan karena dalam setiap rintik hujan, ada tarian yang menggambarkan sensualitas dan birahi. Kata-kata seperti "amat seksi" dan "gemulai" menggambarkan bagaimana cinta dijabarkan dengan bahasa yang kuat dan emosional.

Episode 2: Perahu Ini, Kekasihku
Puisi berlanjut pada episode kedua, yang menggambarkan perahu sebagai simbol perjalanan cinta. Perahu ini menjadi alat untuk menjelajahi sudut-sudut semesta bersama penyair sebagai lambang cinta. Penggambaran perjalanan dengan lampu dan penyair di dalamnya mencerminkan pengalaman dan pengetahuan yang bisa dibagikan dalam cinta. Dalam perjalanan ini, cinta dan pengalaman hidup menghadirkan makna yang lebih dalam.

Episode 3: Narasi Cinta yang Tersisa
Pada episode ketiga, puisi mengekspresikan cinta sebagai sesuatu yang indah dan penuh kebijaksanaan. Cinta digambarkan melalui gambaran alam, merpati, dan bulan. Penyair menggambarkan momen indah ini sebagai sesuatu yang penuh ketenangan dan penghayatan. Namun, ada kesadaran bahwa waktu akan terus bergerak, dan momen ini hanya sementara.

Episode 4: Daun Gugur
Puisi mencapai klimaksnya pada episode keempat, di mana cinta digambarkan dalam konteks keterbatasan dan perubahan. Daun yang berguguran menggambarkan kerapuhan hidup dan kematian, serta cemas yang melanda dalam menghadapi akhir. Penggunaan gambaran daun dan bunga yang rontok mencerminkan perasaan kerapuhan dan kehilangan dalam konteks cinta dan eksistensi manusia.

Puisi "Episode Cinta" karya Tjahjono Widarmanto adalah perjalanan puitis melalui berbagai aspek cinta. Melalui penggambaran yang metaforis dan imaji yang kaya, puisi ini membawa pembaca melewati berbagai fase dan perasaan dalam cinta. Dari sensualitas hujan pada episode pertama hingga perjalanan dalam perahu dan pengalaman hidup, serta refleksi tentang kerapuhan dan akhir dalam episode terakhir, puisi ini menggambarkan kedalaman dan kompleksitas cinta dalam berbagai wujudnya.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Episode Cinta
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.