Puisi: Di Rahim Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Di Rahim Ibu" karya Tjahjono Widarmanto menggambarkan perjalanan kehidupan manusia dari masa awalnya di dalam rahim ibu hingga tumbuh dan ....
Di Rahim Ibu (1)
buat bakal anakku



akar itu telah menemukan airnya
roh-roh menari setelah ditiup
menjadi sulur-sulur menjulur ke serat ari-ari
telah tumbuh warna-warna dari bau kesetiaan
mengalirkan putih ketuban

waktu mengupas wujud itu
laut akan meminjamkan garamnya
matahari menjulurkan mahkota
: ibu, aku tak sabar
ingin menuliskan huruf-hurufku!


Di Rahim Ibu (2)


ari-ari itu tak berhenti pada serat
namun menjadi sebutir telur
kelak akan menyingkap daging
diberi nama - manusia

: bersama ketuban, biarkan aku muncrat
tumbuh menjadi para kesatria
akan kucatat legenda baru, dunia para penakluk
biarkan para rahib mencatatnya, dinasti baru, legenda baru.
akan kulibas kematian, kusamak menjadi kaus kaki kecilku

dari tempatku lunak dan hangat ini telah kurangkai api jadi bunga-bunga
bau harum mengalir dari tubuhku memanggil segenap kupu-kupu
sebab sejak dari rahim ibu telah kupintal sebuah sejarah


Ngawi, 2007

Analisis Puisi:
Puisi "Di Rahim Ibu" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh makna, menggambarkan perjalanan kehidupan manusia dari masa awalnya di dalam rahim ibu hingga tumbuh dan berkembang menjadi individu yang memiliki peran dan pengaruh dalam dunia.

Tema Pembentukan dan Perjalanan Kehidupan: Tema utama dalam puisi ini adalah perjalanan kehidupan manusia, mulai dari saat berada dalam rahim ibu hingga tumbuh menjadi individu dengan identitas dan peran masing-masing. Puisi ini merenungkan proses pembentukan fisik dan rohaniah manusia sejak awalnya berada di dalam rahim hingga kelahiran.

Makna Simbolis Rahim Ibu: Rahim ibu dalam puisi ini bukan hanya merujuk pada tempat fisik, tetapi juga memiliki makna simbolis yang lebih dalam. Rahim ibu menjadi metafora bagi tempat awal perjalanan hidup, tempat pembentukan dan pertumbuhan. Simbolisme ini menggambarkan rasa keterhubungan manusia dengan alam semesta dan awal dari segala sesuatu.

Perjalanan Fisik dan Spiritual: Puisi ini menggambarkan perjalanan dari akar yang menemukan air, sulur-sulur yang menjulur, hingga manusia yang tumbuh dan berkembang. Ini tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mengacu pada perjalanan spiritual dan eksistensial. Penyair menggambarkan perjalanan roh dan kesadaran manusia yang berkembang seiring waktu.

Motif Pembentukan dan Pertumbuhan: Motif pembentukan dan pertumbuhan terlihat melalui penggambaran tahapan-tahapan, seperti tumbuhnya akar, berbentuknya telur, hingga akhirnya individu yang memiliki identitas. Motif ini menunjukkan proses yang berkelanjutan, menggambarkan perjalanan alami dari awal hingga akhir.

Pesan tentang Kekuatan Manusia dalam Sejarah: Puisi ini mengandung pesan tentang potensi manusia dalam menciptakan sejarah. Penyair menyiratkan bahwa individu-individu yang lahir dari proses pembentukan yang luar biasa di rahim ibu memiliki potensi untuk menciptakan legenda dan dinasti baru. Ini mencerminkan kepercayaan terhadap kekuatan individu dalam menciptakan perubahan dan pengaruh dalam masyarakat dan sejarah.

Puisi "Di Rahim Ibu" menggambarkan perjalanan perbentukan dan pertumbuhan manusia dari rahim ibu hingga kelahiran. Dengan makna simbolis yang mendalam, puisi ini merenungkan tentang keterhubungan manusia dengan alam semesta dan potensinya dalam menciptakan perubahan dan pengaruh di dunia. Pesan tentang perjalanan fisik dan spiritual, serta kekuatan individu dalam sejarah, membuat puisi ini menjadi karya yang memikat dan bermakna.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Di Rahim Ibu
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.