Puisi: Di Gereja (Karya F. Rahardi)

Puisi "Di Gereja" karya F. Rahardi mencerminkan pengalaman seseorang yang berada di gereja, namun justru teralihkan oleh pikiran dan perhatiannya ...
Di Gereja
(minggu, sehari setelah terima komisi
dan uang jasa 4 milyar)

sesuai dengan tata tertib
lutut kutekuk
tangan kusilangkan di dada
napas kukendorkan
otak kukosongkan
dan mata kututup
rapat
- Atas nama Bapa
dan Putra
dan Roh Kudus
Amin.

mata kembali kubuka
napas kukencangkan
otak kuisi lagi
Amboi!
persis di mukaku
sebungkah pantat
terbungkus rok ketat
nun di atasnya
tergerai rambut panjang
Maria Magdalena
yang menyiarkan parfum
merangsang
mataku kujinakkan
agak ke bawah
ternyata pantat itu
bersambung dengan
paha dan betis kelimis
Tuhan,
teriakku dalam hati
hari ini konsentrasi otakku terpaksa
bukan ke kamu
sory,
aku lalu mengirin kode
pantat di depan menerima
kode
kukirim kode kedua
pantat di depan ganti
beri isyarat
okey, kataku tegas
habis missa
gumpalan pantat itu segera
kutenteng
ke rumah makan
sendok,
garpu,
piring,
pisau dan serbet
segera kupasang
pukul 12.00 tengah hari
gumpalan pantat itu kusantap
Tuhan,
terimakasih
ini Komuni yang
langsung kuterima
dari Tangan Mu
Amin!

1984

Analisis Puisi:

Puisi "Di Gereja" karya F. Rahardi mencerminkan pengalaman seseorang yang berada di gereja, namun justru teralihkan oleh pikiran dan perhatiannya pada hal-hal duniawi, seperti kecantikan fisik seseorang.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini dibagi menjadi dua bait dengan baris-baris pendek. Bait pertama mencakup doa yang diucapkan secara formal di gereja, sedangkan bait kedua lebih menggambarkan pikiran dan perasaan pribadi penulis saat berada di gereja, yang justru teralihkan oleh kecantikan fisik seseorang yang ada di sekitarnya. Gaya bahasanya sederhana namun kaya akan imajinasi dan humor.

Analisis Tematik

  1. Keagamaan dan Kehadiran Fisik: Puisi ini menyoroti perbedaan antara ritual keagamaan formal dan realitas manusia yang terkadang teralihkan oleh pikiran dan perasaan duniawi. Meskipun penulis berada di gereja dan melakukan doa, perhatiannya teralihkan oleh kecantikan fisik seseorang yang hadir di sekitarnya.
  2. Ketidakpatuhan dan Ironi: Puisi ini menunjukkan ironi dalam sikap penulis yang seharusnya fokus pada ritual keagamaan, namun malah teralihkan oleh pikiran-pikiran duniawi. Hal ini mencerminkan ketidakpatuhan dan kelemahan manusia dalam menjalankan ajaran agama.

Pesan dan Makna

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keterbatasan dan kelemahan manusia dalam menjalankan keagamaan. Meskipun berada di lingkungan gereja dan melakukan doa, manusia masih rentan teralihkan oleh pikiran dan perasaan duniawi yang mengganggu konsentrasinya.

Puisi "Di Gereja" karya F. Rahardi adalah sebuah karya yang menggambarkan perbedaan antara ritual keagamaan formal dan realitas manusia yang terkadang teralihkan oleh pikiran dan perasaan duniawi. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kaya akan imajinasi dan humor, puisi ini menyoroti ironi dalam sikap manusia dalam menjalankan keagamaan.

Floribertus Rahardi
Puisi: Di Gereja
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.