Puisi: Catatan Kaki tentang Cinta (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Catatan Kaki tentang Cinta" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan nuansa nostalgia, rindu, dan perjumpaan ...
Catatan Kaki tentang Cinta

masa lalu mengeja wajahmu tersipu dalam ingatan
seperti foto dalam album riwayat yang berdebu
jejak dan senyum tertinggal seperti gang-gang lengang

aku menunggu di ruang tamu menanti sebuah perbincangan
hangat dengan aroma kopi  menawarkan kisah-kisah baru
: perjumpaan, perpisahan, kerinduan lantas persuaan kembali
seperti cumbu dan cium yang tak pernah sepi

kalender-kalender sarat dengan perjumpaan gaduh
saat kita menziarahi kembali lintasan-lintasan
ingatan kepada kamu yang dipingit waktu

aku ingin mengecupmu dengan cinta
yang sanggup tumbuhkan masa lalu
seperti musim menunaskan bunga
bermekaran di sela payudaramu
tempat aroma rindu legitnya cinta

segenap kangen ingin memanggil-manggil perjumpaan
agar kita bisa berbincang menerka dan menakar setia

biarlah kita sesekali menggapai rindu dan menggamitnya
dalam kenangan sekaligus perjumpaan
membiarkan kata-kata hampa dan berjumpalitan di udara
: hingga yang tinggal cuma peluk dan kecup melepas pesan!


Sumber: Yuk, Nulis Puisi (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan Kaki tentang Cinta" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan nuansa nostalgia, rindu, dan perjumpaan dalam konteks cinta. Puisi ini mengeksplorasi kompleksitas perasaan dan membangkitkan gambaran tentang hubungan emosional antara dua individu.

Sentimen Nostalgia dan Kenangan: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan "masa lalu" yang "mengeja wajahmu tersipu dalam ingatan." Penyair menggunakan bahasa yang kuat untuk mengilustrasikan bagaimana kenangan tentang seseorang menghidupkan kembali dalam pikiran. "Foto dalam album riwayat yang berdebu" menciptakan gambaran visual tentang bagaimana kenangan itu muncul kembali seiring waktu.

Kerinduan dan Perjumpaan: Puisi ini menggambarkan kerinduan dan hasrat untuk bertemu kembali. "Aku menunggu di ruang tamu" menciptakan gambaran kegelisahan dan antisipasi sebelum perjumpaan. Bahasa seperti "kisah-kisah baru," "cumbu dan cium yang tak pernah sepi," dan "hangat dengan aroma kopi" menggambarkan atmosfer romantis dan keintiman yang diharapkan dari perjumpaan.

Hubungan dengan Masa Lalu: Penyair menunjukkan bahwa hubungan ini memiliki akar dalam "ingatan kepada kamu yang dipingit waktu." Ini mencerminkan pentingnya pengalaman masa lalu dan bagaimana mereka memengaruhi dinamika hubungan sekarang.

Perasaan Dalam Kenangan dan Perjumpaan: Puisi ini memperlihatkan kompleksitas perasaan yang terjadi dalam kenangan dan perjumpaan. Bahasa seperti "menggapai rindu dan menggamitnya" dan "membiarkan kata-kata hampa dan berjumpalitan di udara" menunjukkan perasaan yang bergejolak dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Simbolisme dan Imajinasi: Penyair menggunakan simbolisme untuk menggambarkan perasaan cinta dan kerinduan. "Payudaramu" dan "aroma rindu legitnya cinta" merujuk pada kedalaman emosi dan keintiman yang diinginkan.

Pesan Akhir: Puisi ini berakhir dengan menyampaikan pesan tentang pentingnya pelukan dan ciuman sebagai bentuk komunikasi yang mendalam. "Peluk dan kecup melepas pesan" menciptakan gambaran tentang bagaimana cinta dan rindu dapat diungkapkan tanpa kata-kata.

Puisi "Catatan Kaki tentang Cinta" oleh Tjahjono Widarmanto menggambarkan perasaan rindu, nostalgia, dan hasrat dalam konteks cinta. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang jelas, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang kekuatan emosi dan kerinduan dalam hubungan manusia.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Catatan Kaki tentang Cinta
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.