Puisi: Bawangin (Karya Tjahjono Widarmanto)
Puisi: Bawangin
Karya: Tjahjono Widarmanto
Bawangin
Di puncak Tiwallung seseorang memandang pelangi
dan nubuat pun terbentang dari Wuidduanne
orang-orang berebut menyalakan lilin dalam sunyi pantai
seorang suci menggedor-gedor pintu langit
di pojok gerbang yang perkasa melantunkan doa-doa
mantram-mantram sorga yang melayang bersama kabur
singgah di pohon-pohon teduh juga belukar yang terbakar
"Aku bertapa di bukit ini, di kedalaman Lirung yang hijau
mendendangkan pujian langit gemanya membayang di ujung-ujung Pasifik!"
Tak ada yang mesti diperebutkan di sini karena bagimu
Tuhan tumbuh dalam tubuh, bermekaran dalam jantung
seperti kabar yang dikekalkan debur ombak dan teguh karang:
diwartakan pada yang rendah hati, tempat sunyi yang menjadi tempat tinggalmu!
Dan waktu itu menjelma seutas rantai tangga langit
tempat seseorang tertatih tatih menjumpai Tuhannya
saat matahari dikepung bintang-bintang
di Sabaat yang suci di bawah naungan mawwu warlaba
di dalamnya jagat bungkuk dalam Adat Bawangin
Mussi-Jakarta, 2017/2019
Catatan:
- Mawwu warlaba (bahasa Talaud) berarti Tuhan Pemelihara.
- Adat Bawangin: Aliran kepercayaan di Desa Mussidi Pulau Lirung, Talaud, yang disebarkan oleh seorang tokoh bernama Bawangin.
Sumber: Porodisa Surga di Halaman Depan (2017)
Puisi: Bawangin
Karya: Tjahjono Widarmanto
Biodata Tjahjono Widarmanto:
- Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.