Puisi: 1967 (Karya Oka Rusmini)

Puisi "1967" karya Oka Rusmini menghadirkan refleksi mendalam tentang identitas, sejarah, dan keberadaan manusia dalam konteks zaman yang penuh ...
1967

Di museum kutemukan dahimu penuh kerak timah, 
meleleh membutakan matamu. 
Diam-diam kutawarkan tali mungkin kau ingin menjerat tubuhku.

''ku jajah tubuh belalangmu. 
Kita bersembunyi di gua. 
Lari dari topeng- topeng yang kita pentaskan. 
Jangan lempar tali ! 
Ayahku akan kehilangan wujud laki-lakinya. 
Ibuku memuntahkan ulat yang lama dikandungnya'' 
Di museum matamu memecahkan seorang perempuan. 
(kau terbangun dari kantuk) 
Aku menelan gelap, 
mengunyah api 
(agaknya aku mulai membakar jantung) 
Mana taliku? 
Ingatkah kau, di mana kutanam impian yang disembunyikan perempuan jalang 
yang harus kupanggil ''tante''.

(perempuan itu tak lagi memiliki hati. 
Hidupnya digadaikan untuk orang-orang yang rajin menyapanya di jalan. 
Mungkin dia ibuku?) '' 
Jangan melilitkan tubuhku dengan tali. 
Batang tubuhku buas. 
Tak ada tali mampu mengikatnya. 
Jangan hidangkan impian. 
Mari meneguk kata-kata.

Kau tahu, tumpukan huruf kuserap. 
Tumbuhlah anak rambutmu. 
Ayahku diam-diam menanam kebesaran. 
Tapi aku tak punya rangka iga. 
mari sanggama di batu-batu, 
mungkin ingin kau kuliti karang tubuhku'' 
Kau terlihat pandir, tolol. 
uapmu mencairkan satu demi satu bukit yang kusimpan di urat tangan.

Di museum kau begitu pengecut. 
Aku mulai menggantung bayi di ujung rambutmu. 
Matanya memuntahkan pisau.

Aku memperingati hidup.

Dengan seratus tahun sunyi milik Garcia. 
Ikan-ikan meluncurkan sperma, 
betina memuntahkan gelembung karang. 
Di museum, sunyi jadi begitu runcing. 
tahun-tahun yang pernah kita pinjam kumasukkan dalam upacara pengabenan. 
Pulangkah aku? 
Siapa yang kucari. 
Diam-diam, Garcia sering mengajakku sanggama di atas tajam ombak. 
Di museum, atau dalam mata, jantung, hati, dan keliaranmu. 
Aku tetap gua kecil, yang ditenggelamkan rasa dingin. 
Berlayarlah selagi kau masih ingat laut. 
Jangan catat namaku. 
Karena ibuku pun pandai membuangku di buih laut, 
mencongkel hatiku dengan lokan.

1999

Sumber: Pandora (2008)

Analisis Puisi:

Puisi "1967" karya Oka Rusmini adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan gambaran-gambaran yang kompleks dan bahasa yang sarat dengan simbolisme, menghadirkan refleksi mendalam tentang identitas, sejarah, dan keberadaan manusia dalam konteks zaman yang penuh dengan konflik dan kebingungan.

Interpretasi Tema dan Makna

Puisi ini tampaknya merujuk pada tahun 1967, suatu masa yang penting dalam sejarah Indonesia, di mana terjadi berbagai peristiwa politik dan sosial yang mempengaruhi masyarakat secara mendalam. Rusmini menggunakan gambaran-gambaran seperti museum, kerak timah, talisman, dan simbol-simbol lainnya untuk merenungkan tentang memori, pengorbanan, dan identitas yang tercerabut.

Struktur dan Gaya Bahasa

Rusmini menggunakan gaya bahasa yang sangat puitis dan simbolis untuk menggambarkan kompleksitas dan kegelapan masa lalu. Penggunaan metafora seperti "tumpukan huruf kuserap" atau "bayi di ujung rambutmu" menciptakan gambaran-gambaran yang kuat dan mendalam, yang memerlukan pembaca untuk merenungkan maknanya secara mendalam.

Stilistika

Dalam puisi "1967", Rusmini menggabungkan repetisi yang kuat dengan ritme yang meditatif, menciptakan aliran narasi yang kompleks dan membingungkan, mirip dengan pengalaman memori yang terdistorsi. Penggunaan bahasa yang konkret dan imajinatif membantu menciptakan suasana yang misterius dan penuh dengan teka-teki.

Konteks Budaya dan Sosial

Sebagai seorang penulis Bali, Oka Rusmini sering kali mengeksplorasi tema-tema budaya dan sosial yang penting dalam karya-karyanya. Dalam puisi "1967", terdapat lapisan-lapisan tentang identitas budaya, pengorbanan, dan keterhubungan dengan masa lalu yang bisa ditemukan dalam budaya dan sejarah Indonesia.

Puisi "1967" karya Oka Rusmini adalah sebuah karya sastra yang menantang dan penuh dengan makna, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang sejarah, memori, dan identitas dalam konteks zaman yang penuh dengan pergolakan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran-gambaran yang kompleks, Rusmini berhasil menciptakan sebuah karya yang membingkai berbagai aspek dari pengalaman manusia dalam menghadapi masa lalu yang terdistorsi dan masa kini yang penuh dengan teka-teki.

Dengan demikian, puisi "1967" bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah cerminan dari kompleksitas dan kerepotan kehidupan manusia dalam menghadapi sejarah dan masa depan yang tidak pasti. Puisi ini mengundang pembaca untuk mengeksplorasi dan merenungkan tentang makna-makna yang lebih dalam dalam perjalanan eksistensi manusia di dunia ini, serta hubungannya dengan masa lalu yang kadang tersembunyi namun tetap mempengaruhi kehidupan saat ini.

Oka Rusmini
Puisi: 1967
Karya: Oka Rusmini

Biodata Oka Rusmini:
  • Oka Rusmini lahir di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1967.
© Sepenuhnya. All rights reserved.