Puisi: Yang Melepas Sayap Puisi (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi "Yang Melepas Sayap Puisi" merenungkan perubahan dalam hidup, kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan diri, dan nostalgia terhadap masa lalu.
Yang Melepas Sayap Puisi
- iyut fitra

entah kemana burung itu pergi melepas sayap
saat ia merasa tubuhnya telah tua. jalur-jalur pelayaran
dimakamkan angin, tak ada lagi sesuatu yang membuatnya
ingin bertamu ke hunian yang lebih baik. tapi siapakah
gerangan yang sanggup mencari bagian tubuhnya
yang telah lebur diamuk jatuh?

begitu juga aku yang melihat dirimu, sekian lama berlayar
dalam puisi dan kini seolah mencabut sayap bagi pelayaran lama
pelayaran yang dulu selalu kau karibkan dengan lengang jalan.
o… laut dikutuk maut, jalanan direbut kerumunan orang yang ingin
segera ingin mencapai ujung. tapi kini dimana gerangan
puisi tentang kekasih kecil digeletarkan?

(kulihat seorang perempuan tua, mungkin itu ibu, yang
mengutukmu untuk tak kembali pada jalan puisi)

Harau, 2008

Analisis Puisi:

Puisi "Yang Melepas Sayap Puisi" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran kuat tentang kehilangan, perubahan, dan nostalgia, menggambarkan perasaan kehilangan yang mengiringi perubahan dalam hidup dan hubungan.

Metafora Sayap Burung dan Perubahan Hidup: Puisi ini menggunakan metafora sayap burung sebagai simbol perubahan. Gambaran burung yang melepas sayapnya saat merasa tubuhnya telah tua menggambarkan keadaan di mana seseorang merasa tidak lagi memiliki energi atau semangat untuk melakukan perjalanan atau pencarian baru. Hal ini juga dapat dipahami sebagai metafora tentang kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan diri dalam puisi, atau mengalami perubahan dalam cara menulis.

Perubahan dalam Hubungan dan Kesedihan: Penyair mencerminkan perasaan kehilangan dan nostalgia terhadap hubungan yang telah berubah. Ada ungkapan rindu akan masa lalu di mana ada perjalanan bersama dalam puisi, dan kehilangan perasaan yang seolah diabaikan atau ditinggalkan dalam perjalanan ke arah yang baru.

Kehadiran Perempuan Tua sebagai Lambang Penyesalan atau Rasa Kehilangan: Keberadaan perempuan tua yang mengutuk untuk tidak kembali ke jalan puisi bisa diinterpretasikan sebagai lambang penyesalan atau rasa kehilangan. Mungkin ini melambangkan hati nurani atau suara dalam diri yang mengekspresikan kekecewaan atas perubahan atau perjalanan yang dianggap telah meninggalkan asal-usul atau esensi keberadaan.

Perubahan Dalam Kreativitas dan Kehidupan: Puisi ini juga bisa diinterpretasikan sebagai refleksi dari perubahan dalam kreativitas dan kehidupan seseorang. Penyair mungkin merenungkan perubahan dalam minat, inspirasi, dan fokus dalam mengekspresikan diri, serta keraguan atas perubahan itu sendiri.

Analisis Bahasa dan Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang puitis, dengan metafora yang kuat untuk menyampaikan rasa kehilangan dan perubahan dalam kehidupan. Puisi ini mengekspresikan rasa kehilangan dengan cara yang melankolis, menggunakan gambaran burung yang melepas sayap untuk merenungkan perubahan dalam keadaan seseorang.

Secara keseluruhan, puisi "Yang Melepas Sayap Puisi" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya yang merenungkan perubahan dalam hidup, kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan diri, dan nostalgia terhadap masa lalu. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perubahan dalam hubungan, kreativitas, dan kehidupan serta bagaimana hal itu mempengaruhi pandangan terhadap diri sendiri dan kehidupan secara keseluruhan.

Esha Tegar Putra
Puisi: Yang Melepas Sayap Puisi
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.