Sumber: Montase (2016)
Analisis Puisi:
Puisi "Ubud, Hanya Keluh dan Riuh" karya Wayan Jengki Sunarta merupakan sorotan terhadap Ubud, sebuah daerah wisata yang menjadi simbol Bali yang dikenal secara internasional. Meskipun dianggap sebagai tempat yang penuh dengan keindahan alam, seni, dan budaya, penyair menyoroti perubahan budaya dan lingkungan seiring dengan pengaruh pariwisata.
Pengaruh Pariwisata: Penyair mengekspresikan kegelisahan terhadap pengaruh pariwisata terhadap Ubud. Pengalaman seorang turis yang berbicara tanpa henti tentang Rsi Markandeya, masa lalu, dan budaya Bali, namun dengan sedikit pemahaman yang dalam, mencerminkan bagaimana pariwisata kadangkala hanya menggarisbawahi sisi kosong dari suatu budaya tanpa memahami maknanya.
Keadaan Ubud yang Berubah: Puisi ini menyoroti perubahan budaya dan seni, dari penurunan kegairahan dalam tarian dan seni tradisional, hingga perubahan keseluruhan keadaan di Ubud. Penyair menyiratkan kehilangan esensi dan keaslian budaya yang semula dijaga secara tradisional.
Gambaran Kekecewaan: Gambaran kekecewaan dalam puisi tercermin melalui perubahan tersebut. Dalam deskripsi tentang hilangnya gemuruh tarian kecak dan pembicaraan turis yang memenuhi ruang dengan ceritanya, puisi ini menyoroti betapa kehidupan sehari-hari masyarakat lokal menjadi tertutup oleh dominasi pariwisata.
Reaksi Penyair: Penyair memberikan reaksi dengan menjauh dari keramaian. Ia memilih bertemu dengan dirinya sendiri dan memandang adegan penuh ironi, seperti seorang kakek tua menari sendirian yang menunjukkan tanda-tanda ketidaksenangan pada perkembangan Ubud yang modern dan kehilangan esensinya.
Puisi "Ubud, Hanya Keluh dan Riuh" mencerminkan kegelisahan akan pengaruh pariwisata terhadap Ubud, dan bagaimana perubahan tersebut merusak esensi dan keaslian budaya dan lingkungan. Penyair mengekspresikan kekecewaan dan kehilangan melalui deskripsi tentang keramaian dan perubahan dramatis di Ubud, menimbulkan kesan ironi terhadap penurunan nilai budaya dalam sebuah lingkungan yang semula kaya akan tradisi.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.