Puisi: Tungku (Karya Gus tf)

Puisi: Tungku Karya: Gus tf
Tungku

“Aku tungku,” ia bilang. Hitam terang, padas arang. Letup decis gemeretak tulang. “Aku tungku,” ia bilang. Hangus lengking dada terpanggang. Dari periuknya dari kualinya menggelegak ubun, benak mengerang. “Aku tungku,” ia bilang. Setiap hari, setiap siang saat anak-anak pulang. “Aku tungku,” ia bilang. Setiap hari, setiap malam saat urat daging meregang. “Aku tungku,” ia bilang. “Aku tungku,” ia bilang. Ah, kalian berdua tungku, Sayang... baik buruk, peluk amuk,

terus—tak henti kalian merendang.

Payakumbuh, 2006

Gus tf Sakai
Puisi: Tungku
Karya: Gus tf

Biodata Gus tf Sakai:
  • Gustrafizal Busra atau lebih dikenal Gus tf Sakai lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh, Sumatera Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kita Pernah kita pernah berkenalan. musim hujan, air memanjat selokan. "sebut aku kepasrahan," katamu, timbul-tenggelam dalam genangan dalam genangan, api menjila…
  • Hal Tak Penting Kami tidur setiap malam seperti kami bangun setiap pagi. Apa yang bisa kami makan hari ini? Kentang, tomat, daging, kiriman roti dari Bakery. Semur,…
  • Peniup Suling Sekarang, mari kita keluar dari waktu. Waktu kita tak sama. Malam bagimu, mungkin pagi bagiku. Tidakkah matahari selalu datang pada orang-orang yang …
  • Air Mara Laut, bagimu, tak mungkin lagi cuma gelombang. Air mara, ingatan melejang, bibir gemetar ke pasi kata. Ah, peri mungil, aku cuma debu kerdil (jauh dari umpama…
  • Gagak Putih Jangan terlalu percaya pada mata. Mungkin materi yang membentuk realitas ini cuma gelombang suara. Dengarlah. Seseorang menyebut sayap, padahal ia bukan b…
  • Serigala katamu, bila malam, aku akan menggeram dalam mimpimu. Sungguh aku tak tahu, hewan apa yang tak pernah tidur dalam diriku. Katamu, kala tidur, aku melomp…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.