Analisis Puisi:
Puisi "Tarian Lena" menggambarkan sebuah visual tarian yang diilustrasikan melalui gerakan-gerakan lembut yang terhubung dengan alam. Wayan Jengki Sunarta membawa pembaca ke dalam suasana penuh keindahan dan keselarasan antara manusia dengan alam melalui tarian yang dijelaskan dalam bait-bait puisi.
Simbolisme Alam dan Tarian: Puisi ini memperlihatkan simbolisme alam yang terdapat dalam tarian. "Tarian Lena" menggambarkan tarian yang disamakan dengan gerimis yang menyentuh pepohonan di taman kota. Gerakan gemulai dan gemulai jemari dalam tarian diibaratkan sebagai suatu bentuk anugerah yang diberikan kepada alam, khususnya sebatang pohon. Pohon dalam puisi dianggap sebagai simbol keabadian, ketenangan, dan kehidupan yang berkelanjutan.
Ketenangan: Puisi ini menggambarkan ketenangan tarian, dengan menggambarkan senja yang terlena, tetapi tetap memiliki keindahan yang abadi. Meskipun senja kehilangan caranya untuk lena, tarian tetap berlanjut, tak pernah habis, menemukan keberadaannya dalam alam dan kehidupan.
Hubungan Antara Manusia dan Alam: Dalam puisi ini, tarian diwakili sebagai ungkapan kesatuan antara manusia dengan alam. Melalui gerakan tarian yang mengalir seperti daun-daun yang berguguran, tarian tersebut menciptakan hubungan erat antara tubuh yang risau dengan alam yang terus hidup dan bertumbuh.
Kesudahan dan Kematian: Kesudahan puisi ini memberikan gambaran tentang akhir dari sebuah penampilan tarian. Di sini, tarian diibaratkan sebagai perpaduan antara daun-daun yang berguguran, mengubur tubuh di akhir waktu. Simbolisme akhir ini menegaskan bahwa setiap tarian, seindah apapun, memiliki kesudahan dan kematian yang merupakan bagian alami dari siklus kehidupan.
Puisi "Tarian Lena" merupakan puisi yang menggambarkan keindahan tarian yang terhubung dengan alam dan keberadaan manusia di dalamnya. Melalui simbolisme alam dan tarian, Wayan Jengki Sunarta berhasil menyajikan gambaran tentang kehidupan, keindahan, dan kesudahan yang ada dalam setiap tarian. Puisi ini menawarkan pesan tentang keharmonisan antara manusia dan alam serta bagaimana kehidupan memiliki siklus yang tak terelakkan.
Puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam dan keselarasan yang ada di sekeliling kita, serta bagaimana kehidupan dan alam saling terkait dalam suatu tarian yang tak pernah berakhir.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.