Sumber: Impian Usai (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Taman Tak Berbulan" karya Wayan Jengki Sunarta menyajikan gambaran batin yang melankolis, penuh perenungan, dan sarat dengan imaji alam. Penyair menggunakan simbol-simbol puitis seperti taman, bulan, mawar, burung malam, dan kabut untuk menggambarkan perjalanan jiwa dalam menghadapi kesepian, kenangan, dan harapan yang samar.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kesepian dan kerinduan yang abadi. Penyair mengekspresikan kondisi batin yang sunyi melalui metafora taman yang kehilangan bulan, sehingga suasananya redup dan penuh kerinduan.
Puisi ini bercerita tentang jiwa yang terjaga dari tidur panjang, lalu mendapati dirinya berada di taman tanpa bulan. Di sana, hadir kenangan, mimpi, dan kerinduan yang terus disemai, meski akhirnya larut dalam kabut. Kisah batin ini menggambarkan perjuangan manusia menghadapi kesendirian dan bayangan masa lalu yang tak lekang waktu.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah bahwa manusia sering kali terjebak dalam kesepian dan kenangan. Kehidupan dapat terasa seperti taman tanpa cahaya (bulan), namun dari kesunyian itu tetap lahir harapan—meski rapuh—yang diwujudkan dalam mimpi dan kenangan. Ada pula pesan tentang kefanaan: segala sesuatu, termasuk jejak manusia, bisa larut dalam kabut waktu.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa melankolis, hening, dan penuh renungan. Ada nuansa sepi yang mendalam, namun juga diselipi rasa pasrah pada perjalanan hidup yang penuh kabut.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat yang bisa diambil dari puisi ini adalah bahwa hidup penuh dengan kesepian dan kenangan yang tak selalu indah. Namun, manusia perlu tetap berani menghadapi sunyi itu dengan hati yang tabah. Ada makna bahwa meski kesepian abadi, di baliknya masih ada ruang untuk merenung, menerima, dan mencari arti kehidupan.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji puitis:
- Imaji visual: “mimpi mawar mekar”, “burung malam berbulu kelam”, “larut dalam kabut” menghadirkan gambaran nyata yang kelam dan indah.
- Imaji perasaan: “benih-benih sunyi”, “kenangan” menghidupkan rasa batin pembaca.
- Imaji gerak: “jejakmu kikuk diseret angin sesat” menampilkan gerakan yang mendalam sekaligus tragis.
Majas
Beberapa majas yang digunakan antara lain:
- Metafora: “jiwa adalah angin” yang melambangkan kebebasan sekaligus keterbatasan manusia.
- Personifikasi: “mimpi mawar mekar” seolah mimpi hidup layaknya bunga yang berkembang.
- Simbolik: taman tak berbulan menjadi lambang kesepian; kabut menjadi lambang kefanaan dan ketidakpastian.
- Repetisi: pengulangan frasa “taman tak berbulan” mempertegas suasana batin yang kelam.
Puisi "Taman Tak Berbulan" karya Wayan Jengki Sunarta merupakan refleksi tentang kesepian, kenangan, dan perjalanan jiwa dalam menghadapi kerinduan yang tak berujung. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan majas simbolik, puisi ini mengajak pembaca merenungkan arti hidup, kesepian, dan kefanaan waktu.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
