Puisi: Perumpamaan (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi "Perumpamaan" karya Esha Tegar Putra mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana bahasa dan pengalaman saling berkaitan dan membentuk ...
Perumpamaan

dipadu juga kapas menjadi benang, benang dipintal
menjadi kain. dan barangkali di lubang jarum semua
saling menjadi, saling menyambung dan bergantung

begitulah aku selalu mengumpamakanmu dengan bahasa
yang tak sepenuhnya perlu diberi makna, sebab ada jarak
di antaranya, jarak yang sehelai rambut dan setipis kabut

ada juga benang kusut di batang pisang, tersangkut di surai
pelepah kelapa, saling berpanas-berhujan. dan barangkali
jika dipintal, sama buruk dengan sarung pada bantal lapuk

jika bahasa seumpama mata, maka aku telah menatapmu
dengan kalimat yang mengandung hujan lebat, kalimat yang
membiakkan lumut dan cendawan di tiap ruas tubuhmu.

Kandangpadati, 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Perumpamaan" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang kompleksitas hubungan manusia dan bahasa, serta bagaimana keduanya saling terkait dalam menyampaikan makna yang tidak selalu langsung. Melalui penggunaan metafora yang kuat dan imaji yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana bahasa dan pengalaman saling berkaitan dan membentuk persepsi kita tentang dunia.

Tema dan Makna

  • Bahasa dan Makna: Puisi ini mengangkat tema tentang bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan makna, namun seringkali tidak sepenuhnya mampu menangkap esensi dari perasaan atau pengalaman yang ingin disampaikan. Kalimat "begitulah aku selalu mengumpamakanmu dengan bahasa yang tak sepenuhnya perlu diberi makna" menunjukkan bahwa bahasa adalah alat yang terbatas, dan ada jarak yang tetap antara kata-kata dan makna yang sebenarnya.
  • Kompleksitas dan Kesederhanaan: Ada kontras antara proses sederhana seperti memintal kapas menjadi benang dan kompleksitas hubungan manusia dan bahasa. Perumpamaan tentang benang kusut dan batang pisang mencerminkan bagaimana kehidupan dan bahasa bisa menjadi rumit dan tidak selalu mudah dipintal menjadi sesuatu yang rapi dan berarti.
  • Hubungan dan Keterkaitan: Puisi ini juga membahas tentang bagaimana segala sesuatu dalam kehidupan saling terkait dan bergantung, seperti benang yang saling menyambung di lubang jarum. Ini mencerminkan bagaimana hubungan manusia dan pengalaman kita dengan dunia tidak terpisahkan dan selalu saling mempengaruhi.

Gaya dan Teknik Puitis

  • Metafora dan Simbolisme: Esha Tegar Putra menggunakan metafora dan simbolisme yang kuat dalam puisi ini. Penggunaan benang, jarum, kain, dan batang pisang sebagai metafora untuk hubungan dan bahasa memberikan kedalaman makna dan memungkinkan pembaca untuk merenungkan berbagai lapisan dari makna tersebut.
  • Imaji yang Kuat: Deskripsi visual dalam puisi ini sangat kuat, seperti "benang kusut di batang pisang" dan "kalimat yang mengandung hujan lebat". Imaji ini membantu pembaca membayangkan dan merasakan kompleksitas dan kekusutan yang digambarkan dalam puisi.
  • Penggunaan Bahasa yang Tersirat: Puisi ini menggunakan bahasa yang tersirat dan tidak langsung, yang mencerminkan tema tentang keterbatasan bahasa dalam menyampaikan makna. Kalimat-kalimat seperti "bahasa yang tak sepenuhnya perlu diberi makna" dan "jika bahasa seumpama mata" menunjukkan bahwa ada banyak yang tidak bisa diungkapkan sepenuhnya dengan kata-kata.
  • Ritme dan Struktur: Struktur puisi yang terdiri dari kalimat-kalimat yang mengalir dan saling terkait mencerminkan tema tentang keterkaitan dan hubungan. Ritme yang tercipta dari penggunaan kata-kata yang berulang dan deskripsi yang rinci menambah kedalaman dan kekayaan puisi ini.
Puisi "Perumpamaan" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya yang kaya akan metafora dan imaji, mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas hubungan manusia dan bahasa. Melalui penggunaan bahasa yang tersirat dan deskripsi visual yang kuat, puisi ini berhasil menangkap ketidakpastian dan keterkaitan dalam kehidupan dan pengalaman manusia. Dengan tema tentang keterbatasan bahasa dalam menyampaikan makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita memahami dan mengkomunikasikan dunia di sekitar kita.

Esha Tegar Putra
Puisi: Perumpamaan
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.