Puisi: Penyair Buta (Karya Esha Tegar Putra)
Puisi: Penyair Buta
Karya: Esha Tegar Putra
Penyair Buta
kudengar kau bersenandung di tepi perigi, tapi tak semerdu rumi
yang kerap mengukur dalamnya sepi. kau, begitu lembutnya
mengusap kelopak mawar yang tangkainya bekas terbakar, sebab
kau inginkan penawar bagi penyakit sukar tidurmu. duh, rengkuhmu
pada sebatang padi seolah inginkan juga dalamnya sepi
tapi matamu berpura buta, di dalamnya rahang serigala bertaring
panjang lebar terbuka
dari asal apakah kau mendapat makna duri sedangkan kau tak pernah
tertusuk sekali? sebab matamu berpura buta, di dalamnya
serigala mulai menjulurkan lidah dan mengeluarkan getah lendir
kini kulihat kau menari (seolah rumi) di bulan terang, meminta
datang hujan, bagi bulir-bulir padi yang tak unjung meninggi
sungguh termat sepi jantungmu, seperti betung selesai ditebang
ruasnya berlubang tapi tak ada setitik air yang mengisi
ucapmu selalu duri dan sesekali menyesalkan kobaran api
di sebalik bukit yang berusaha menyentuh langit. aku kira kau
tak begitu paham makna sepi ataupun tusukan duri. sebab matamu
berpura buta, dan kini serigala leluasa menancapkan taringnya
Kandangpadati, 2009
Karya: Esha Tegar Putra
Biodata Esha Tegar Putra:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.