Puisi: Pada Teduh Matamu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Pada Teduh Matamu" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan kekuatan cinta dalam membawa cahaya dan kehangatan dalam hidup seseorang, serta ...
Pada Teduh Matamu


aku menemu cahaya
pada teduh matamu
aku menyelam
dalam samudera cahaya

hari-hari mengalir
seperti sungai
yang tabah akan garis takdir
bertahun-tahun kususuri
hingga bermuara di teduh matamu

kabut biru muda
merayap turun
seperti selimut malam
membungkus tubuhmu
ke dalam hangat

matahariku dan mataharimu
sesungguhnya satu ibu
orang-orang tolol memilahnya
dengan keyakinan konyol

cahaya di teduh matamu
membawaku pulang dari kembara
kaulah purnama itu
yang menerangi setapak jalanku
lentera malam bagi muram gubugku


2000

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Teduh Matamu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah karya sastra yang sarat akan makna dan perasaan. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta, keindahan, dan ketenangan melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat.

Cahaya dalam Mata: Puisi ini dibuka dengan baris "aku menemu cahaya pada teduh matamu." Ini adalah metafora yang kuat untuk perasaan penemuan cinta atau kebahagiaan dalam kehidupan. Mata seseorang, dalam puisi ini, adalah sumber cahaya dan kehangatan.

Samudera Cahaya: Puisi ini menggambarkan perasaan mendalam dengan menggunakan gambaran "aku menyelam dalam samudera cahaya." Ini menggambarkan perasaan tenggelam atau terhanyut dalam perasaan cinta atau kebahagiaan yang dalam.

Aliran Waktu yang Tenang: Ada perbandingan antara hari-hari yang mengalir seperti sungai dan "garis takdir" yang tabah. Ini menunjukkan perasaan ketenangan dan penerimaan terhadap alur waktu dan takdir.

Kabut Biru Muda: Gambaran ini menciptakan suasana yang tenang dan damai. Kabut biru muda yang merayap turun adalah simbol ketenangan dan kehangatan yang ditemukan dalam hubungan atau dalam mata seseorang yang dicintai.

Matahari dan Purnama: Metafora ini digunakan untuk menggambarkan kedua belah pihak dalam hubungan, dan bagaimana orang-orang mungkin memilahnya secara salah. Ini menggambarkan pemahaman yang dalam bahwa dua orang dalam hubungan sebenarnya adalah satu kesatuan.

Cahaya sebagai Pemandu: Puisi ini menggambarkan bahwa cahaya dalam mata seseorang adalah pemandu dalam hidupnya, membawanya pulang dari perjalanan atau kembara. Ini menunjukkan bahwa cinta atau kehadiran seseorang memiliki kekuatan untuk memberi arah dan kebahagiaan dalam hidup seseorang.

Lentera Malam: Puisi ini diakhiri dengan gambaran lentera malam sebagai metafora untuk cahaya dalam kehidupan yang membawa kebahagiaan dan ketenangan di tengah malam yang muram.

Puisi "Pada Teduh Matamu" adalah ungkapan perasaan cinta, keindahan, dan ketenangan melalui bahasa yang indah dan gambaran yang kuat. Puisi ini menggambarkan kekuatan cinta dalam membawa cahaya dan kehangatan dalam hidup seseorang, serta perasaan penerimaan terhadap alur waktu dan takdir.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Pada Teduh Matamu
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.