Puisi: Obituari Seorang Penari (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi "Obituari Seorang Penari" karya Esha Tegar Putra mengisahkan tentang kehidupan dan kesedihan seorang penari yang pernah menjadi pusat perhatian.
Obituari Seorang Penari

pagi ini hanya ritmis gerimis
terdengar pelan menendang punggung daunan
ketukan kecil dan samar
datang dengan nada sederhana
tapi aku memendamnya dalam, sangat dalam
seolah bayanganmu tersusun rapi, abadi pada percahan cermin
yang kerap menemanimu bersolek setiap riasanmu pucat

"bahwa penari dengan lekuk tubuh tambun
belum tentu jeli bergoyang"

kalimatmu itu sering terlempar keluar dari ingatanku
seakan sayat luka yang panjang, berkelindan (atau
barangkali patah tulang) yang resam di pinggulmu
kerap menghantuiku

oi, pagi yang ritmis dengan nada gerimis
mengamsalkan tangis
dan punggung daun itu merupa lekuk sintal tubuhmu
yang di sekian pagi menyisakan wangi pandan
sesekali bau kulit manis terus terhela tempias air
sampai menyangkut ke gelungan kumis
hinggap pada bulu klimis para lelaki
yang setiap bulan naik menemani kau bergoyang-berimpitan

(bahkan sering mencubit pipimu
dan berulang mengedipkan sesuatu yang genit)

bahwasannya di pagi dengan ritmis gerimis ini
adalah sisa geletar goyangmu di atas sesak panggung
sebab malam kerap menenggelamkan lesung pipit
yang susah payah kau tampakkan di balik riasan tebal

dan, bahwasannya tendangan air di daunan, ketukan kecil yang
mengejutkan serangga kecil, juga tampuk yang berusaha
melepaskan diri itu telah mengingatkanku padamu

penari dengan tubuh sintal dan goyangan penuh maksud
kerap pagi datang berulang dengan isyarat suara
dari luar sana, "bahwasannya goyangan adalah sisa dari
luka dan patah punggung, dan biar di tiap gerimis turun
akan ditelantarkannya kesakitan ini". suaramu pelan
sepelan ritmis gerimis pagi ini

Kandangpadati, 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Obituari Seorang Penari" karya Esha Tegar Putra adalah karya yang mendalam dan emosional, mengisahkan tentang kehidupan dan kesedihan seorang penari yang pernah menjadi pusat perhatian. Melalui penggunaan imaji yang kuat dan simbolisme yang kaya, Esha menggambarkan perjalanan hidup penari tersebut, serta mengungkapkan perasaan kehilangan dan kenangan yang mendalam.

Tema dan Makna

  • Kehidupan dan Penderitaan Penari: Tema utama dalam puisi ini adalah kehidupan seorang penari yang penuh dengan penderitaan dan kesedihan. Penari tersebut digambarkan memiliki tubuh sintal dan goyangan yang penuh maksud, namun di balik penampilan yang memukau, terdapat penderitaan dan luka yang mendalam. Esha menggambarkan betapa penari ini sering kali harus menyembunyikan rasa sakit dan kelelahan di balik riasan tebal dan senyuman yang dipaksakan.
  • Kenangan dan Kehilangan: Puisi ini juga berfokus pada tema kenangan dan kehilangan. Pembicara dalam puisi ini mengingat kembali penari tersebut melalui detail-detail kecil seperti gerimis yang ritmis, wangi pandan, dan bau kulit manis. Kenangan ini terangkai dalam setiap bait puisi, menciptakan gambaran yang jelas tentang penari tersebut dan kehidupan yang dijalaninya.
  • Simbolisme dan Imaji: Esha menggunakan simbolisme dan imaji dengan sangat efektif dalam puisi ini. Gerimis yang ritmis melambangkan kesedihan dan kehilangan, sementara punggung daun yang merupa lekuk tubuh penari menggambarkan keindahan dan kelembutan yang tersembunyi di balik penderitaan. Pecahan cermin yang menemani penari bersolek mencerminkan keretakan dan kerapuhan dalam hidupnya.

Gaya dan Teknik Puitis

  • Imaji Visual dan Auditori: Puisi ini dipenuhi dengan imaji visual dan auditori yang kuat. Bunyi gerimis yang ritmis, ketukan kecil pada daun, dan wangi pandan serta kulit manis semuanya menciptakan suasana yang mendalam dan emosional. Imaji ini membantu pembaca merasakan kehadiran penari tersebut dan memahami kehidupan yang dijalaninya.
  • Simbolisme: Simbolisme dalam puisi ini sangat kaya. Pecahan cermin yang menemani penari bersolek adalah simbol dari kerapuhan dan keretakan dalam hidupnya. Ritmis gerimis melambangkan kesedihan dan kehilangan yang mendalam, sementara punggung daun yang menyerupai lekuk tubuh penari menggambarkan keindahan yang tersembunyi di balik penderitaan.
  • Kontras dan Pertentangan: Esha menggunakan kontras untuk menggambarkan kehidupan penari tersebut. Di satu sisi, penari memiliki tubuh sintal dan goyangan yang penuh maksud, namun di sisi lain, terdapat luka dan penderitaan yang tersembunyi di balik penampilan tersebut. Kontras ini menciptakan gambaran yang kompleks dan mendalam tentang kehidupan penari tersebut.
Puisi "Obituari Seorang Penari" karya Esha Tegar Putra adalah puisi yang mendalam dan emosional, menggambarkan kehidupan seorang penari yang penuh dengan penderitaan dan kesedihan. Melalui penggunaan imaji yang kuat dan simbolisme yang kaya, Esha berhasil menciptakan gambaran yang jelas tentang penari tersebut dan perasaan kehilangan yang dirasakan oleh pembicara dalam puisi ini. Puisi ini menggugah perasaan dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan penderitaan yang tersembunyi di balik penampilan yang memukau.

Esha Tegar Putra
Puisi: Obituari Seorang Penari
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.