Puisi: Magelang (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Magelang" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang keindahan, sejarah, budaya, serta kenangan yang ....
Magelang
untuk pelukis deddy paw


bau tembakau di akhir agustus
merambah kotamu
serupa aroma pagi yang jernih
udara bagai hembusan nafas bayi

di warung nasi senerek bu atmo
jamuanmu mewarnai sedulur
lembah tidar, pakuning tanah jawi

dalam gelinjang wayang lukisan kaca ardhi gunawan
aku menemukan pijakan pengembaraan masa silam
malam-malam nyanyian serangga, lampu sentir, kelir kain kasa,
kresna dari daun jepun dan arjuna dari daun nangka
timbul tenggelam dari kubang kenangan masa kanak

pagi menepi ditemani lagu-lagu lawas leo kristi
melewati alun-alun magelang, mesjid kauman,
klenteng tua pacinan, gereja di sudut jalan, bayangan candi,
tombak laskar tionghoa yang ditinggalkan, makam kyai sepanjang,
serdadu, perwira, berpadu teriakan berani mati

aku melihat ribuan khuldi emas mengambang di telaga seroja
di tengah-tengahnya buddha semadi, menggapai nirwana
“cinta dan kasih dimulai dari sebiji khuldi,” ujarmu

cemara bukit tidar
lagu angin dalam genggaman,
gesekan biola
tarian atau dansa penghabisan
hijau, hijau, hijau
bagai jelita dara perawan
lima gunung melingkar benteng terakhir kota
andong, merapi, merbabu, sumbing, sindoro

senja tiba membawa kata-kata tak tuntas
membekas pada hamparan kanvasmu
serupa tilas-tilas cinta di bening mata perempuan
yang menatapmu dalam hening kelambu peraduan
mulus tubuhnya, berkas-berkas yang tersusun
dari kedalaman jiwa
tak sepenuhnya mampu kita baca

malam, kawan setia pejalan itu
sekian bulan mati kita tiba
menjelma kelelawar kelabu

darimana datangnya suara seruling
yang merintih perih itu
begitu rupa menyayat sukma
hingga kita jadi terbiasa
ditikam kepiluan petani-petani tembakau

magelang jelang larut malam
lentera-lentera jalanan muram
tembang macopatan melantun
merambat di tembok-tembok tua kota
mengiringi sesuap demi sesuap nasi
di warung pojok jalan jenderal sudirman

sulur-sulur sinar fajar
seperti bilur-bilur fana pada jiwaku
kembara dari kota ke kota
dari desa ke desa
menyelami semesta raya puisi
dalam semesta diriku


Magelang, Agustus 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Magelang" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kota Magelang, sebuah kota yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Puisi ini memuat gambaran tentang keindahan, sejarah, budaya, serta kenangan yang mengiringi perjalanan sang penyair di Magelang.

Pencitraan Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan keindahan alam di Magelang, seperti bau tembakau di akhir Agustus, udara pagi yang segar seperti hembusan nafas bayi, dan pagi yang disambut dengan lagu-lagu lawas Leo Kristi. Penggambaran ini memberikan nuansa alam yang indah dan damai di kota tersebut.

Keberagaman Budaya dan Agama: Penyair juga menyinggung tentang beragam budaya dan agama di Magelang, yang tercermin dalam keberadaan warung nasi Senerek Bu Atmo, masjid Kauman, klenteng tua Pacinan, gereja di sudut jalan, dan makam Kyai Sepanjang. Hal ini menunjukkan keragaman budaya dan toleransi agama yang ada di kota ini.

Kenangan dan Sejarah: Puisi ini mencerminkan kenangan sang penyair tentang masa silam Magelang. Penggambaran wayang, lagu-lagu lawas, alun-alun, dan berbagai tempat bersejarah seperti makam-makam, menunjukkan pentingnya memori dan sejarah dalam mengenang Magelang.

Keindahan Alam dan Pemandangan: Penyair menggambarkan keindahan alam Magelang melalui penggambaran cemara Bukit Tidar, lima gunung yang melingkari kota, dan Telaga Seroja dengan ribuan khuldi emas. Deskripsi ini menghadirkan gambaran pemandangan yang mengesankan dan memukau.

Perasaan Nostalgia dan Melankolis: Puisi ini mengandung perasaan nostalgia dan melankolis terhadap Magelang. Sang penyair merenungi keindahan dan kenangan yang terjalin dengan kota ini, sehingga menciptakan suasana perasaan yang mendalam dan sentimental.

Bahasa dan Gaya Penulisan: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang indah dan penuh imaji, dengan penggunaan kata-kata yang menggambarkan suasana dan karakteristik Magelang dengan sangat baik. Gaya penulisan yang padat dan penuh makna menambah kekuatan dan keindahan puisi ini.

Citra Waktu: Puisi ini menggambarkan perjalanan waktu sang penyair dari siang hingga larut malam, mengalami keindahan dan sejarah Magelang dalam rentang waktu yang berbeda.

Puisi "Magelang" karya Wayan Jengki Sunarta adalah karya sastra yang indah dan penuh makna, menggambarkan keindahan alam, keberagaman budaya, sejarah, dan kenangan yang ada di kota Magelang. Dengan bahasa yang indah dan gaya penulisan yang padat, puisi ini berhasil menyampaikan perasaan dan makna yang mendalam dari pengalaman penyair dalam mengenang kota yang dicintainya, Magelang.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Magelang
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.