Puisi: Lenggo Geni kepada Cindua Mato (Karya Esha Tegar Putra)
Puisi: Lenggo Geni kepada Cindua Mato
Karya: Esha Tegar Putra
Lenggo Geni kepada Cindua Mato
Telah aku himpun berpuluh lesung berikut alu, Kakanda
ketika tiga malam berturut-turut
murai memekik di tandan buah kelapa
dan bengkalai kain selesai kubakar sudah jadi abu,
sudah berupa debu
lesung dan alu kubuat berbunyi bertalu-talu
hingga tanah membikin lindu
lenganku berharap segera terkait tulang belikatmu
rambutku berkibaran sudah sementara angin kosong tiada menderu
entah mambang dari gunung mana
entah hantu dari lembah mana
membikin gerak jantung ini kian menggila.
Telah aku perturut hasrat, kuurut semua kalimat umpat
tapi hidup ini memang benar khianat, Kakanda.
Maka pada tungku dengan api membumbung
di atasnya
kubikin kuali teronggok mengangkang
kuisi pati santan segala rempah
segala daun penggoyang lidah
kuserakkan ke dalam
Tapi jangat bukan lagi jangat
daging bukan lagi daging
ketika gulai menggelegak kutunggangkan ke badan
sakit tidak lagi terasa ke dalam
Telah aku himpun berpuluh lesung berikut alu, Kakanda
kubuat berbunyi bertalu-talu sepanjang malam terbentang
sebagai tanda kangen mendera
sebagai ganti demam tiada terkira.
Depok, 2017
Puisi: Lenggo Geni kepada Cindua Mato
Karya: Esha Tegar Putra
Biodata Esha Tegar Putra:
- Esha Tegar Putra lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.