Puisi: Lelaki Berkalung Tulang Duyung (Karya Wayan Jengki Sunarta)
Puisi: Lelaki Berkalung Tulang Duyung
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Lelaki Berkalung Tulang Duyung
lelaki berkalung tulang duyung itu
datang padamu membawa serpih-serpih mimpinya
malam berjubah biru menyeret lelah langkahnya
tiba di ambang pintumu
kau menerimanya sebagai kekasih
entah yang ke berapa
lelaki berkalung tulang duyung
mencium keningmu
merenungi harum rambutmu
terbata kau berkata:
aku lahir sebagai titisan peri sungai musi
di kota kembang aku meradang
tak satu pun lelaki mau mengakuiku
mereka hanya ingin menggauliku
menyerap panas tubuh
dan mencecap asin keringatku
lelaki berkalung tulang duyung
tercenung di ranjang
tubuhku hanya dermaga
bagi lelaki yang letih setelah pelayaran jauh
mereka hanya ingin singgah
sejenak melepas lelah
mungkin kau salah satunya
lelaki berkalung tulang duyung
menerawang ke jejaring matamu
ada duka maha kelam
terperangkap bertahun-tahun di situ
aku hanya inginkan cinta
namun tiada jua kutemui
di tanah dewata pun tiada
semua cinta telah lesap
ke dalam airmata
lelaki berkalung tulang duyung
termangu, meraba arah kata
yang menjalar dari bibirmu
kita hanya dipertemukan sepi
sepimu dan sepiku
kita hanya kangen melengkapkan perjamuan
dan hasrat purba yang meletup dalam jiwa
tapi tak akan pernah ada
kepastian, tiada jua kemungkinan
lelaki berkalung tulang duyung
meraba bibirmu yang gemetar
menahan deras kata-kata berlumur duka
aku ingin sembunyi di dalam gua paling gelap
atau mengubur diri dalam tanah paling kelam
hingga cahaya tak menyentuh mataku lagi
lelaki berkalung tulang duyung
terperangah
kemudian diam
tak mampu berkata-kata
malam menelan
kesepian mereka.
Karangasem, Bali, 11 Juli 2008
Puisi: Lelaki Berkalung Tulang Duyung
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.