Sumber: Migrasi Para Kampret (1993)
Analisis Puisi:
Puisi "Laporan Perjalanan Kampret dari Propinsi Lampung" karya F. Rahardi menghadirkan suatu narasi yang unik dan satir melalui sudut pandang para kampret.
Pergeseran Setting dan Penolakan Karakter: Puisi dimulai dengan menggambarkan pemaksaan terhadap para kampret untuk meninggalkan Gunung Rajabasa. Ini menciptakan pergeseran setting yang mengeksplorasi petualangan mereka dan penolakan karakter terhadap peran mereka sebagai tokoh dalam buku.
Pengurangan Populasi dan Keberanian Individual: Dengan menyebutkan bahwa jumlah kampret tinggal sekitar 200-an dari jutaan awalnya, puisi menyoroti perjalanan berbahaya mereka yang dipenuhi dengan risiko dan kerugian. Namun, keberanian individual untuk mengejar kebebasan tergambar melalui sikap menolak menjadi tokoh buku.
Deskripsi Perjalanan dan Lingkungan: Puisi memberikan gambaran yang detail tentang perjalanan mereka, mencakup melintasi selat Sunda, kebun kelapa sawit, dan kota-kota di Sumatera. Deskripsi lingkungan memberikan nuansa keberagaman dan kerusakan alam, seperti sungai tercemar oleh ampas singkong dan pabrik tapioka.
Tema Kerusakan Lingkungan dan Polusi: Puisi menggambarkan dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan, khususnya dalam konteks pabrik tapioka yang mencemari sungai. Ini menciptakan kesadaran terhadap degradasi lingkungan dan polusi.
Penggunaan Kehidupan Serangga sebagai Metafora: Serangga menjadi metafora kehidupan para kampret, yang terpaksa menyantap serangga untuk bertahan hidup. Puisi menyoroti perjuangan mereka dalam mencari makanan di tengah keadaan lingkungan yang rusak.
Pertemuan dengan Kampret Setempat: Pertemuan dengan kampret setempat di sepanjang perjalanan menambahkan nuansa humor dan menyoroti keunikan setiap kelompok. Ini menciptakan gambaran keberagaman dalam kehidupan kampret.
Konflik dan Risiko Perjalanan: Puisi mencatat adanya konflik dan risiko selama perjalanan, seperti keracunan pestisida yang menyebabkan beberapa kampret meninggal. Ini menunjukkan bahwa kehidupan tidak selalu mudah, bahkan dalam pencarian kebebasan.
Penggambaran Keserakahan dan Kerusakan Lingkungan: Penggambaran pabrik tapioka yang membuang limbah ke sungai menyoroti tema keserakahan dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Ini menjadi kritik terhadap praktik-praktik yang merugikan alam.
Dinamika Kelompok dan Keputusan Bersama: Puisi menggambarkan dinamika kelompok kampret, mulai dari penolakan menjadi tokoh buku hingga keputusan bersama untuk melanjutkan perjalanan meskipun dengan risiko yang lebih tinggi.
Kesedihan dan Kehilangan: Kesedihan muncul saat kampret yang sakit akibat keracunan pestisida tidak dapat tertolong lagi. Kehilangan sejumlah kampret menekankan perjalanan yang penuh risiko dan pengorbanan.
Puisi "Laporan Perjalanan Kampret dari Propinsi Lampung" melibatkan pembaca dalam petualangan satir yang mengkritik perilaku manusia terhadap lingkungan dan menyoroti keberanian individu untuk menolak norma yang diberikan. Dengan sentuhan humor dan kritik sosial, puisi ini berhasil menciptakan narasi yang menyentuh dan meresapi makna di balik kisah para kampret.