Puisi: Kasmaran Para Linguis (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi: Kasmaran Para Linguis Karya: Esha Tegar Putra
Kasmaran Para Linguis

Tiga pohon angsana tumbang sehabis hujan,
cinta kita.

Sepuntalan benang kusut sebelum disulam,
cinta kita.

Bara padam setelah tungku retak kuali hangus,
cinta kita.

Hujan jatuh, mumbang jatuh, segala yang jatuh,
semua disebut cinta kita.

Dan bahasa, kasmaran kita adalah bahasa gila. Kau
kata, aku frasa dalam separuh sajak mati sebelum
didendangkan jadi prosa. Dalam seluruh sajak mati
setelah terhisap pelan di gelitik jari pemain harpa.

Dan bahasa, kasmaran kita adalah telaah buta pada
gerak orang berjoged lagu Korea, makna kesakitan
kerampang tokoh laga film Cina, serta tafsir nama
hantu dalam cerita mistik di negeri para penghiba.

2012

Esha Tegar Putra
Puisi: Kasmaran Para Linguis
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Esha Tegar Putra lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Lirik Kasmaran (1) Terpancang pada perahu. Sang layar berkebar-kebar dan geladak mengengadah menenggak awan. dihubung-hubungkan kepak rasa. Ruh mendesah bagai daun di musim gug…
  • Kasmarandi bibir pantai berlian-berlian kecil menariembun bening dan gemericik air lautkita berpesiar seusai subuh mekarpertunjukan semalam di perbatasan kotakita sulam menjadi jal…
  • Prosa Kasmaran Aku telah siap menjadi arloji bagimu yang siap mengingatkan jam kerja dan waktu pulang ke rumah, katamu. Kau pun menyandarka…
  • Kasmaran Para Linguis Tiga pohon angsana tumbang sehabis hujan, cinta kita. Sepuntalan benang kusut sebelum disulam, cinta kita. Bara padam setelah tungku retak kuali h…
  • Tembang KasmaranSepasang mata mengintaidalam dada timbul praharasekepul debit, embun dansegala yang menggelorasedap melatiinikah cinta, ibuku?— sayup terdengar olehku tangis cucund…
  • Kasmaran bersama Diwana Fikri Aghniya Tiba-tiba saja kita seperti orang yang sedang Belajar menjadi anak dan ayah. Di mesjid itu Keharuan seperti sungai gunung men…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.