Sumber: Impian Usai (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Kasih Ilahi" karya Wayan Jengki Sunarta menciptakan suasana puitis yang melibatkan alam, malam, dan ekspresi kasih ilahi.
Atmosfer Malam yang Sepi: Penyair membuka puisi dengan gambaran malam yang sepi, di mana keheningan menyelimuti keadaan sekitar. Keadaan ini memberikan latar belakang untuk pengalaman puitis yang akan diungkapkan dalam bait-bait selanjutnya.
Personifikasi pada Bulan: Bulan digambarkan seperti mengelupas, menunjukkan perubahan fase bulan dan kemungkinan keterungkapan waktu. Personifikasi ini menciptakan citra visual yang indah dan menambahkan nuansa misterius pada puisi.
Keluguan Samar Kalam: Penggunaan kata-kata seperti "samaran kalam" menggambarkan keadaan di mana pena dan kertas bersentuhan dalam keheningan malam. Bisa diartikan sebagai ekspresi dari ketidakterlihatan dan ketidakterdengaran dalam kejernihan suasana malam.
Simbolisme Gugurnya Bunga dan Serangga: Gugurnya bunga dan suara serangga yang mengidungkan menyiratkan siklus alam dan kematian. Simbolisme ini mungkin mencerminkan keindahan yang terkandung dalam setiap tahap kehidupan, bahkan dalam momen-momen kematian dan kepergian.
Tarian Kelelawar: Deskripsi tarian purba kelelawar memberikan nuansa mistis dan mengundang imaji kealam bawah sadar. Kelelawar sering dikaitkan dengan makhluk malam dan spiritualitas, yang dapat merujuk pada pengalaman spiritual atau keilahian yang lebih tinggi.
Kasih Ilahi dalam Tungku Api Perapian: Pada akhir puisi, ekspresi "meregrek kasih di tungku api perapian" dapat diartikan sebagai persembahan cinta kepada keilahian. Tungku api perapian bisa dianggap sebagai tempat di mana cinta dan spiritualitas bersatu, menghasilkan pengalaman kasih ilahi.
Puitis dan Simbolis: Puisi ini menciptakan suasana yang puitis dan sarat simbolisme. Melalui gambar-gambar alam, penyair mencoba menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan alam, serta pencarian spiritualitas dan kasih yang mendalam.
Puisi "Kasih Ilahi" adalah puisi yang memadukan keindahan alam dengan ekspresi kasih ilahi. Dengan bahasa yang indah dan simbolisme yang kaya, Wayan Jengki Sunarta mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan alam dan keterhubungan manusia dengan dimensi spiritual yang lebih tinggi.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.