Puisi: Juru Masak Kampung (Karya Esha Tegar Putra)

Puisi "Juru Masak Kampung" karya Esha Tegar Putra menggambarkan keahlian dan kedalaman seorang juru masak kampung, serta kebijaksanaannya dalam ...
Juru Masak Kampung
: damhuri

sesekali kau harus pandai menggunakan asam sebagai garam juga empedu sebagai tebu

di bunyi tingkahan sendok gulai dan kuali kau bakal menemu hal yang serupa itu

kau tak paham bagaimana dirinya mengurung mendung agar tak menurunkan hujan (dengan segenggam garam dan percikan buah asam ia lemparkan ke bara dalam tungku sambil merapal entah kalimat apa)

kau juga bakal tak paham bagaimana ia mengendapkan sari tebu ke dalam serat empedu sebab ia lihai meracik bumbu ia tahu di gelegak mana santan menggumpal ia hafal di wangi manakah lada, pala, garda munggu (di mana segala bumbu saling berpadu)

agar suatu kali kau maknai ia sebagai si tua, juru masak kampung yang selalu berkopiah berkain sarung lihai bersiul dan bersenandung pandai mengobat hati yang murung.

Gunuangpangilun, 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Juru Masak Kampung" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya yang menggambarkan keahlian dan kedalaman seorang juru masak kampung, serta kebijaksanaannya dalam menggunakan bahan-bahan sederhana untuk menciptakan hidangan yang memuaskan. Melalui imaji-imaji yang kuat dan penggunaan bahasa yang khas, Esha menggambarkan esensi dari kehidupan dan keahlian sang juru masak dalam konteks kampung.

Tema dan Makna

  • Keterampilan dan Kedalaman Pengetahuan: Puisi ini menggambarkan tema tentang keterampilan dan pengetahuan yang mendalam yang dimiliki oleh juru masak kampung. Sang juru masak tidak hanya pandai dalam meracik bumbu-bumbu tradisional seperti lada, pala, dan santan, tetapi juga memiliki keahlian untuk mengendapkan sari tebu ke dalam serat empedu. Ini mencerminkan pemahaman mendalam akan cara-cara alami dan tradisional dalam memasak yang hanya dimiliki oleh orang-orang dengan pengalaman dan pengetahuan luas.
  • Keahlian dalam Menghadapi Tantangan: Puisi ini juga menggambarkan bagaimana sang juru masak menghadapi tantangan alamiah, seperti mengurung mendung agar tidak menurunkan hujan. Penggunaan asam, garam, dan empedu sebagai metafora untuk mengatasi masalah ini menunjukkan kecerdasan dan keahlian dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk kebaikan komunitasnya.
  • Simbolisme dan Metafora: Esha menggunakan simbolisme yang kaya untuk menggambarkan kehidupan dan karakter sang juru masak. Tingkahan sendok gulai dan kuali melambangkan rutinitas sehari-hari sang juru masak, sementara asam, garam, dan empedu melambangkan kebijaksanaannya dalam menghadapi kehidupan. Kopiah dan kain sarung yang dipakainya mencerminkan identitas dan kedalaman spiritualnya sebagai bagian dari komunitas kampung.

Gaya dan Teknik Puitis

  • Imaji dan Detail Deskriptif: Puisi ini dipenuhi dengan imaji-imaji yang kuat dan detail-deskriptif yang membangkitkan gambaran yang hidup tentang kehidupan sehari-hari sang juru masak. Penggunaan bunyi-bunyi alamiah seperti gelegak santan dan wangi bumbu menciptakan suasana yang autentik dan memikat.
  • Ritme dan Irama: Ritme puisi ini memberikan nuansa yang cocok dengan tema yang diusungnya, yaitu kehidupan sehari-hari di kampung dengan segala kearifan dan kecerdasannya. Irama puisi ini seperti sebuah lagu yang menceritakan kisah seorang juru masak yang bijaksana dan berpengalaman.
  • Perumpamaan dan Metafora: Penggunaan perumpamaan seperti "si tua, juru masak kampung yang selalu berkopiah berkain sarung" tidak hanya menggambarkan karakter sang juru masak secara fisik, tetapi juga secara spiritual sebagai seorang pemimpin dan penjaga tradisi dalam komunitasnya.
Puisi "Juru Masak Kampung" karya Esha Tegar Putra adalah sebuah karya yang membangkitkan gambaran yang hidup tentang kehidupan sehari-hari seorang juru masak kampung. Melalui penggunaan imaji-imaji yang kuat, simbolisme yang kaya, dan bahasa yang khas, Esha berhasil menggambarkan keahlian, kedalaman pengetahuan, serta kebijaksanaan sang juru masak dalam menghadapi tantangan dan memenuhi peranannya dalam komunitas kampung. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan tradisional yang sering kali terlupakan di era modern.

Esha Tegar Putra
Puisi: Juru Masak Kampung
Karya: Esha Tegar Putra

Biodata Esha Tegar Putra:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.