Puisi: Gagak Putih (Karya Gus tf)

Puisi "Gagak Putih" karya Gus tf menggambarkan perjalanan seseorang yang mencari sesuatu yang tampaknya mustahil dan tidak lazim: gagak putih.
Gagak Putih

Jangan terlalu percaya pada mata. Mungkin materi
yang membentuk realitas ini cuma gelombang suara. Dengarlah.
Seseorang menyebut sayap, padahal ia bukan burung. Seorang
menyeru cahaya, padahal ia tidak buta. Di depannya,
ia bisa melihat gagak, mendengar koak, dan bulu yang hitam.

"Tapi aku ingin gagak putih," katanya. Dan ia pun
mulai mengembara. Dari satu kota ke lain kota, dari satu masa
ke lain masa. Tapi apakah kota? Tetapi apakah masa? Hanya khayal,
tempat orang memotong diri untuk kemudian menyusunnya. Mungkin
antara usus dan lidah. Mungkin antara bokong dan tulang kepala.
Pernahkah kaulihat makhluk yang tidur telentang dengan dua muka?

"Tapi aku ingin gagak putih!" teriaknya. Tetapi aku
bisa pula tuli karena gelombang suara. Makhluk dua muka itu.
Ia bangkit, dan melolong seperti serigala. Ia mendecis
seperti binatang buas di depan mangsa. Tidakkah
engkau yang memasukkan
lolong dan decis itu ke mulutnya? Ah.

Kututup telinga. Tanpa gagak putih, aku terus, dan terus berubah.

Padang-Payakumbuh, 1997

Analisis Puisi:

Puisi "Gagak Putih" karya Gus tf adalah sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan metafora. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, Gus tf mengajak pembaca untuk merenungkan realitas, persepsi, dan keinginan manusia. Melalui narasi yang ambigu dan penuh teka-teki, puisi ini menggambarkan perjalanan seseorang yang mencari sesuatu yang tampaknya mustahil dan tidak lazim: gagak putih.

Makna

  • Realitas dan Persepsi: Puisi ini dimulai dengan peringatan untuk tidak terlalu percaya pada mata, dan mengisyaratkan bahwa realitas mungkin dibentuk oleh gelombang suara. Ini menggambarkan bagaimana persepsi kita terhadap dunia sering kali terbatas dan bisa jadi menipu. Apa yang kita lihat dan dengar mungkin bukanlah keseluruhan dari apa yang sebenarnya ada.
  • Keinginan dan Pencarian: Tokoh dalam puisi ini mengungkapkan keinginannya yang aneh dan tidak biasa: ia ingin melihat gagak putih. Gagak biasanya berwarna hitam, sehingga gagak putih menjadi simbol dari sesuatu yang tidak biasa, langka, atau bahkan mustahil. Keinginan ini mendorongnya untuk melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain, dari satu masa ke masa lain, yang menggambarkan pencarian yang tidak berkesudahan.
  • Khayalan dan Realitas: Kota dan masa dalam puisi ini digambarkan sebagai khayalan, tempat di mana orang-orang memotong dan menyusun diri mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa realitas mungkin tidak lebih dari konstruksi mental yang kita ciptakan sendiri. Tokoh yang mencari gagak putih mungkin sedang berusaha menemukan kebenaran yang tersembunyi di balik lapisan-lapisan realitas yang kompleks dan berubah-ubah.
  • Makhluk Dua Muka: Di tengah pencariannya, tokoh tersebut menemukan makhluk dengan dua muka yang bangkit dan melolong seperti serigala. Makhluk ini menjadi simbol dari dualitas dan ambiguitas dalam kehidupan. Kehadirannya menambah elemen misterius dan menyeramkan dalam puisi ini, mencerminkan konflik internal dan ketidakpastian yang dialami oleh tokoh.
  • Transformasi dan Ketidakpastian: Puisi diakhiri dengan penuturan tokoh yang terus berubah tanpa menemukan gagak putih. Ini menunjukkan bahwa pencarian tersebut tidak berakhir dengan jawaban yang jelas atau kepastian, tetapi dengan kesadaran bahwa perubahan adalah satu-satunya yang konstan. Penutupan telinga oleh tokoh juga bisa dilihat sebagai upaya untuk menutup diri dari kebisingan dan kekacauan dunia luar, mencoba menemukan ketenangan dalam ketidakpastian.

Tema dan Pesan

Puisi "Gagak Putih" mengangkat tema tentang pencarian makna dalam kehidupan, dualitas realitas dan persepsi, serta transformasi yang terus-menerus. Keinginan untuk menemukan gagak putih bisa diartikan sebagai simbol dari pencarian akan kebenaran, pencerahan, atau sesuatu yang lebih tinggi yang tidak mudah ditemukan atau dipahami.

Pesan dari puisi ini adalah bahwa dalam pencarian kita terhadap makna dan kebenaran, kita mungkin tidak selalu menemukan apa yang kita cari. Sebaliknya, kita mungkin menemukan bahwa dunia ini penuh dengan ambiguitas dan dualitas, dan bahwa perubahan adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Keterbukaan terhadap perubahan dan penerimaan terhadap ketidakpastian mungkin merupakan kunci untuk menemukan kedamaian dalam pencarian kita.

Gaya Bahasa dan Struktur

Gus tf menggunakan gaya bahasa yang penuh dengan simbolisme dan metafora. Pilihan kata yang cermat dan imaji yang kuat menciptakan suasana yang misterius dan penuh teka-teki. Struktur puisi yang naratif, dengan kalimat-kalimat yang mengalir dan tidak terlalu terikat oleh aturan gramatikal yang ketat, membantu memperkuat kesan perjalanan dan pencarian yang tidak berkesudahan.

Puisi "Gagak Putih" karya Gus tf adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari realitas, persepsi, dan keinginan manusia. Melalui simbolisme yang kaya dan narasi yang penuh teka-teki, puisi ini menggambarkan pencarian yang tidak berkesudahan dan transformasi yang terus-menerus. Dalam ketidakpastian dan ambiguitas kehidupan, mungkin yang terpenting adalah menerima perubahan dan terus mencari makna dalam perjalanan kita.

Gus tf Sakai
Puisi: Gagak Putih
Karya: Gus tf

Biodata Gus tf Sakai:
  • Gustrafizal Busra atau lebih dikenal Gus tf Sakai lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh, Sumatera Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.