Analisis Puisi:
Puisi memiliki kekuatan untuk membawa pembaca ke dalam perjalanan emosional, menghadirkan kenangan dan merangkai cerita. Dalam puisi "Di Hotel Sriwijaya, Teluk Betung, Lampung" karya Wayan Jengki Sunarta, pengarang menciptakan atmosfer nostalgia di kota tua yang terlupakan.
Puisi ini terdiri dari dua bagian yang saling melengkapi. Pada bagian pertama, pengarang memulai dengan menggambarkan suasana hati yang terpukul ketika berjumpa dengan masa lalu di hotel yang memunculkan kenangan. Hotel tersebut menjadi titik sentral yang menggetarkan dan menghidupkan kembali kenangan yang terkubur. Sunarta menggambarkan ketenangan yang sepi di tempat itu, seakan-akan angin garam telah memadamkan harapan yang tersisa dalam jiwa yang lena. Setiap musim yang dijalani oleh jiwa tersebut menjadi sebuah persinggahan yang memberikan kesan yang mendalam.
Pada bagian kedua, puisi ini memasuki perjalanan dengan Alwy. Sunarta menggambarkan langkah-langkah ragu yang dihadapi Alwy saat menapaki tangga di malam hari. Rasa cemas dan kekhawatiran pada dirinya yang masih muda menjadi pengiring perjalanan itu. Kota tua yang murung dihadapi dengan bayangan yang hanya sekelumit di pucuk malam. Di tengah kegelapan, kupu-kupu yang belum sempurna mencoba belajar terbang, mencari jalan melalui malam demi malam.
Puisi ini menciptakan citra yang memikat, menggambarkan suasana nostalgia dan keindahan yang tersembunyi dalam kota tua yang terlupakan. Cahaya lampu merkuri yang membasuh wajah, jejak perempuan di tikungan, dan kupu-kupu yang berusaha terbang dalam malam menjadi simbol kehidupan yang tegar dan berkelana di tengah kesunyian. Namun, kehidupan ini juga sementara dan fana, seperti sayap kupu-kupu yang mungkin akan gugur di kasur lapuk atau di ladang kering jiwa.
Puisi "Di Hotel Sriwijaya, Teluk Betung, Lampung" karya Wayan Jengki Sunarta mengundang pembaca untuk merasakan atmosfer nostalgia dan melihat kehidupan yang tersembunyi dalam kota tua yang terlupakan. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang kehidupan yang bergerak dan berusaha di tengah keadaan yang sulit. Melalui kata-kata yang indah, Sunarta berhasil merangkai cerita dan memancing emosi, menggugah pembaca untuk merenungkan keindahan dan kerapuhan yang ada di sekitar kita.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.