Analisis Puisi:
Puisi "Dago, Bandung" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan malam di Dago, Bandung, dan menyelipkan pesan rindu dan kehilangan. Dalam analisis ini, kita akan membahas tema, nada, perasaan, amanat, diksi, imaji, kata konkret, majas, rima, ritma, versifikasi, dan tipografi yang terkandung dalam puisi ini.
Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah keindahan malam di Dago, Bandung. Penyair menggambarkan suasana malam yang tenang dan penuh kehangatan. Namun, di balik keindahan tersebut, puisi ini juga mengungkapkan perasaan rindu dan kehilangan yang menyentuh hati.
Nada: Nada puisi ini terasa romantis dan melankolis. Penyair menggambarkan suasana malam dengan indah dan menyentuh, sehingga menciptakan perasaan rindu dan kehangatan dalam ungkapannya.
Perasaan: Perasaan yang terpancar dari puisi ini adalah perasaan rindu dan kehilangan. Penyair merindukan sosok yang dicintainya, terutama dengan menyebutkan sepasang alis dan bibir yang hangat. Puisi ini juga mengekspresikan perasaan kehangatan dan keindahan malam di Dago.
Amanat: Amanat yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah tentang pentingnya mengenang kenangan indah dan menyimpan kehangatan rindu di hati. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan cinta dan kehilangan dalam keindahan malam di Dago, Bandung.
Diksi dan Imaji: Penggunaan diksi yang indah dan imaji yang menggambarkan malam di Dago dengan detil membantu menciptakan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca. Kata-kata seperti "malam menjelang," "sudut-sudut kota mengembang," dan "cangkir cappucino hangat" membawa pembaca ke dalam suasana malam yang tenang dan hangat di Dago.
Kata Konkret dan Majas: Dalam puisi ini, terdapat penggunaan kata-kata konkret seperti "serat syal biru," "lembah dago," dan "selaret pinus," yang memberikan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca. Selain itu, terdapat majas personifikasi pada bagian "senyummu membayang ranum," yang memberikan ungkapan batin bagi objek yang digambarkan.
Rima, Ritma, dan Versifikasi: Puisi ini tidak mengikuti pola rima yang konsisten, namun memiliki ritma yang mengalir dengan baik. Versifikasi puisi ini terdiri dari beberapa baris yang bervariasi panjangnya, memberikan variasi ritme yang menarik.
Tipografi: Tipografi dalam puisi ini sederhana dan rapi, memberikan tampilan yang menarik dan mudah dibaca.
Puisi "Dago, Bandung" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan malam di Dago, Bandung, dan menyelipkan pesan rindu dan kehilangan. Dengan menggunakan diksi yang indah dan imaji yang menggambarkan suasana malam dengan jelas, puisi ini menciptakan suasana romantis dan melankolis yang memikat pembaca. Nada yang terasa romantis dan perasaan rindu dan kehangatan memperkuat makna puisi ini, dan penggunaan majas personifikasi menambah dimensi batin pada objek yang digambarkan. Puisi ini juga berhasil menyampaikan amanat tentang pentingnya mengenang kenangan indah dan merenungkan perasaan cinta dalam keindahan malam di Dago, Bandung. Rima, ritma, dan versifikasi yang baik memberikan irama yang mengalir dengan baik, dan tipografi yang sederhana memperkuat tampilan puisi.