Puisi: Cahaya Sabitah (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Cahaya Sabitah" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan cinta, kesatuan, dan kehidupan yang abadi dalam cara yang indah dan menginspirasi.
Cahaya Sabitah


ibarat langit malam, kau secercah cahaya sabitah
namamu dan namaku tergurat di hampar semesta
darimana kita bermula, dan kembali tiba
angin yang berdesir di rimbun mawar
hanya samaran rahasia yang sampai padamu

serupa apa kau tatah aku, menjadi arca dewa di jiwamu
entah berapa musim mengarungi sunyata
paripurna dalam keheningan semadi
teratai di telaga mekar di malam suci
ilahi menyemai cahaya cinta di hati kita
akankah perjamuan itu jadi nyata?
nujuman demi nujuman telah kita susuri
ibarat irama yang tiba menyusun nada

sesaji telah dipersembahkan di malam purnama
angin membisikkan suatu janji
nada di nadiku bergetar membayangkanmu tiba
terasa hari-hari dihiasi beribu bianglala
ombak demi ombak kebahagiaan membuncah dalam jiwaku
siapa mampu menduga, rahasia yang dibawa semesta
oleh-oleh kelahiran lampau, ‘kan sampai pada kita

Karangasem, Bali, 18 Mei 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Cahaya Sabitah" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan perasaan cinta, keabadian, dan perenungan tentang makna hidup. Puisi ini membawa pembaca ke dalam perjalanan spiritual dan menciptakan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan semesta.

Cahaya Sabitah sebagai Metafora: Puisi ini menggunakan "Cahaya Sabitah" sebagai metafora untuk merujuk pada cinta yang mendalam dan keabadian. Cahaya sabitah menciptakan gambaran tentang keindahan dan kemuliaan yang bersinar dalam kegelapan. Dalam konteks puisi ini, cahaya sabitah adalah simbol cinta yang bersinar dalam hidup manusia.

Kehidupan yang Abadi: Puisi ini menggambarkan konsep kehidupan yang abadi dan perjalanan roh manusia melalui waktu. Penyair menciptakan gambaran tentang nama-nama yang terukir di hamparan semesta, menyoroti ide bahwa semua manusia terhubung dalam kehidupan yang abadi. Ini menciptakan pesan tentang persatuan dan kelanjutan di luar batasan waktu.

Spiritualitas dan Meditasi: Puisi ini menciptakan nuansa spiritualitas dan meditasi. Penggunaan kata-kata seperti "teratai di telaga mekar di malam suci" dan "ilahi menyemai cahaya cinta di hati kita" menciptakan gambaran tentang kedamaian dalam meditasi dan hubungan dengan kekuatan ilahi. Ini menciptakan pesan tentang pencarian makna dan kedamaian dalam spiritualitas.

Janji dan Kehidupan yang Bahagia: Puisi ini menyampaikan pesan tentang janji dan kebahagiaan dalam hubungan manusia. "Angin membisikkan suatu janji" menciptakan gambaran tentang komitmen dan perasaan yang mendalam antara dua orang. Gambaran "ombak demi ombak kebahagiaan membuncah dalam jiwaku" menciptakan nuansa kebahagiaan dan kesatuan dalam hubungan tersebut.

Perenungan tentang Hidup: Puisi ini adalah sebuah perenungan tentang makna hidup dan keberlanjutan. Penyair menciptakan gambaran tentang perenungan dalam hubungan manusia dengan alam dan semesta. Ini menciptakan pesan tentang pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup dan merenungkan makna keabadian dan persatuan.

Secara keseluruhannya, puisi "Cahaya Sabitah" adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan penuh dengan makna. Puisi ini menggambarkan cinta, kesatuan, dan kehidupan yang abadi dalam cara yang indah dan menginspirasi. Ini adalah pengingat tentang pentingnya mencari makna dalam hidup dan merayakan cinta serta persatuan dalam keberlanjutan yang melebihi batasan waktu.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Cahaya Sabitah
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.