Puisi: Bujang Selamat Tukang Kabar (Karya Esha Tegar Putra)
Puisi: Bujang Selamat Tukang Kabar
Karya: Esha Tegar Putra
Bujang Selamat Tukang Kabar
Ke langit, mengambanglah, saat bulan hanya seulas limau manis
seruas buluh akan ditiup-hembuskan orang dari arah daratan tinggi
dan tandan pisang akan jatuh dari tampuk, dan rumpun pandan musang
akan tercabut dari pangkal—dan terkutuklah bila dusta tukang kabar!
“Tuanku Haji, cinta atau petakakah? Dalam sepasang badan
ada satu jantung terbelah dua lagi seiring pacuan detaknya?”
Ke langit, mengirablah, saat pintu angin disibak percik api
sebuah dendang pedih tentang orang hilang akan didengungkan
kaum dari utara pesisiran. Kecuali kabar tentang nuri dengan
paruh patah, tenggelam di laut lepas. Tak akan ada lagi cerita
tentang selendang yang dibentang seluas alam dan dilipat
seukuran kuku, tak ada beruk pandai bergitar atau siamang
gemar berjoged—oh, celakalah mulur besar tukang kabar!
“Tuanku Haji, cinta sudah begini membahananya. Tapi darahku
darahnya satu hulu berlainan muara.”
Paraklaweh, 2013
Puisi: Bujang Selamat Tukang Kabar
Karya: Esha Tegar Putra
Biodata Esha Tegar Putra:
- Esha Tegar Putra lahir pada tanggal 29 April 1985 di Saniang Baka, Kabupaten Solok, Indonesia.