Balada Cigak Mendapat Permainan
Badrul Mustafa teringat cerita pendahulunya
Yang ketika pertama kali melihat cermin
Mengaku sungguh tak mengerti mengapa ada
Makhluk yang tak mau bersuara tapi selalu saja
Seperti ingin ikut berkata setiap kali ia bicara
Tapi Badrul Mustafa sebenarnya lebih tak mengerti
Mengapa ketika pertama kali bertemu cermin
Pendahulunya itu hanya sibuk menceritakan
Diri sendiri tanpa berkira bahwa makhluk itu
Barangkali ingin menceritakan sesuatu juga,
Maka ketika pertama kali melihat cermin
Badrul Mustafa sengaja tak bicara dulu
Kecuali berpandangan dengan makhluk itu
Berjam-jam lamanya, hingga ia saksikan
Beratus kilometer jalan terbentang di balik
Mata makhluk itu, dan ia bayangkan berapa
Kedai nasi yang bisa ditegakkan di setiap
Simpangnya, dan betapa, ah sudahlah,
Betapa tak mau sia-sia seperti pendahulunya,
Badrul Mustafa berencana mengajak makhluk itu
Pergi minum kopi dan membicarakan sesuatu.
Kuranji, 2015
Puisi: Balada Cigak Mendapat Permainan
Karya: Heru Joni Putra