Badrul Mustafa Tak Akan Pernah Mati
Meski kau umpamakan dirinya
Dengan sebatang pisang
Lalu kauibaratkan dirimu
Sebagai Padri yang berkuda dan berpedang panjang
Lalu kau menebasnya berkali-kali,
Maka ketahuilah,
Ia tak akan mati.
Sebab ia adalah Badrul Mustafa.
Ketika tangan kirimu hanya membawa kuda pincang
Dan tangan kananmu
Cuma memegang sebuah pedang panjang,
Tak semerta-merta kaubisa mengibaratkan Badrul Mustafa
Dengan sebatang pisang,
Sebab batang pisang belaka
Tak cukup untuk menangkap
Seorang Badrul Mustafa seutuhnya:
Hanya asmara dalam dirinya,
Yang sanggup diumpamakan dengan batang pisang -
Sekali ditumbuhkan
Pantang segera dimatikan.
Maka, apapun nanti yang ada padamu
Dan siapapun ibarat dirimu,
Kau mesti menumbangnya
Sebagai seorang Badrul Mustafa.
Sungguh, tak salah bila kaucari,
Kaupikir setiap hari,
Dan kauperhatikan ke mana dirinya pergi,
Sampai kautemukan
Ibarat apa kau akan berlaku padanya.
Misalkan, ketika pada suatu hari yang entah bila
Kautemukan dirinya sebagai serdadu bertampang garang
Yang sedang berada dalam barisan panjang
Dengan langkah tegap menuju medan perang,
Maka kau bisa mengibaratkan dirimu
Sebagai sebutir kerikil
Di dalam sepatunya.
Atau pada suatu bila yang entah hari,
Kautemukan dirinya
Sedang memberikan petuah di hadapan para jamaah,
Maka jangan sungkan, apalagi takut salah
Bila kau ingin sekali mengibaratkn dirimu
Sebagai kotoran kuda berlapis keju
Yang keluar dari mulutnya.
Kandangpati, 2014
Puisi: Badrul Mustafa Tak Akan Pernah Mati
Karya: Heru Joni Putra