Puisi: Anggrek Bulan (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Anggrek Bulan" menggambarkan perasaan mendalam terhadap kekasih dan kehilangan melalui gambaran metaforis anggrek bulan yang terbentang.
Anggrek Bulan


wajah putih
anggrek bulan
tak sepenuhnya kupahami
di tengah taman kata

kau merasa sunyi
merasa ditinggalkan waktu
embun netes dari mata
berkelopak putih
mendera bait-bait sajak
yang makin kehilangan pijak
pernah dulu aku paham embun itu
begitu lembut belai batin
menyegarkan kenangan

kekasih
kau pernah mengajariku
bagaimana mesti bermain cinta
di bawah guguran purnama
di tengah pasang surut gelora jiwa
hingga wangimu tak lagi sempurna
kuperam sebagai nyanyian kedasih
di larut malam yang letih


1996

Analisis Puisi:
Puisi "Anggrek Bulan" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan perasaan mendalam terhadap kekasih dan kehilangan melalui gambaran metaforis anggrek bulan yang terbentang. Penyair menafsirkan hubungan cinta dan perpisahan melalui gambaran anggrek bulan, mengungkap kebingungan dan kehampaan atas perubahan dalam hubungan tersebut.

Metafora Anggrek Bulan: Anggrek bulan digambarkan sebagai wajah putih yang menjadi lambang kecantikan dan ketidaksempurnaan yang sulit dipahami. Ini bisa mencerminkan bagaimana cinta atau hubungan dengan kekasih seperti anggrek bulan - cantik namun terkadang sulit dimengerti.

Kesedihan dan Kehilangan: Penyair mengekspresikan rasa sunyi dan ditinggalkan oleh waktu, menyoroti kesedihan dalam hubungan yang telah berubah. Embun yang jatuh dari mata anggrek bulan mencerminkan air mata yang menandakan kehilangan, yang membanjiri bait-bait puisi yang semakin kehilangan pijakan.

Pembelajaran dari Kekasih: Penyair merenung tentang pelajaran yang diberikan kekasih tentang bagaimana menjalani cinta, namun kini perasaan cinta menjadi perasaan yang terpinggirkan.

Kehilangan Wangi Kekasih: Perbandingan wangimu yang dulunya sempurna, kini berakhir sebagai nyanyian kedasih di larut malam yang letih, menyoroti kehilangan wangimu, kekuatan cinta yang dulu begitu kuat namun kini telah redup.

Puisi "Anggrek Bulan" menyajikan nuansa kebingungan dan kehampaan terhadap perubahan dalam hubungan cinta, serta kehilangan pada diri kekasih. Anggrek bulan digunakan sebagai metafora keindahan yang sulit dipahami, dan embunnya menjadi lambang kesedihan dan kehilangan. Puisi ini mengekspresikan rasa kehilangan yang dalam dan perubahan yang terjadi dalam hubungan cinta.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Anggrek Bulan
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.