Analisis Puisi:
Puisi "Anggrek Bulan" karya Wayan Jengki Sunarta menggambarkan perasaan mendalam terhadap kekasih dan kehilangan melalui gambaran metaforis anggrek bulan yang terbentang. Penyair menafsirkan hubungan cinta dan perpisahan melalui gambaran anggrek bulan, mengungkap kebingungan dan kehampaan atas perubahan dalam hubungan tersebut.
Metafora Anggrek Bulan: Anggrek bulan digambarkan sebagai wajah putih yang menjadi lambang kecantikan dan ketidaksempurnaan yang sulit dipahami. Ini bisa mencerminkan bagaimana cinta atau hubungan dengan kekasih seperti anggrek bulan - cantik namun terkadang sulit dimengerti.
Kesedihan dan Kehilangan: Penyair mengekspresikan rasa sunyi dan ditinggalkan oleh waktu, menyoroti kesedihan dalam hubungan yang telah berubah. Embun yang jatuh dari mata anggrek bulan mencerminkan air mata yang menandakan kehilangan, yang membanjiri bait-bait puisi yang semakin kehilangan pijakan.
Pembelajaran dari Kekasih: Penyair merenung tentang pelajaran yang diberikan kekasih tentang bagaimana menjalani cinta, namun kini perasaan cinta menjadi perasaan yang terpinggirkan.
Kehilangan Wangi Kekasih: Perbandingan wangimu yang dulunya sempurna, kini berakhir sebagai nyanyian kedasih di larut malam yang letih, menyoroti kehilangan wangimu, kekuatan cinta yang dulu begitu kuat namun kini telah redup.
Puisi "Anggrek Bulan" menyajikan nuansa kebingungan dan kehampaan terhadap perubahan dalam hubungan cinta, serta kehilangan pada diri kekasih. Anggrek bulan digunakan sebagai metafora keindahan yang sulit dipahami, dan embunnya menjadi lambang kesedihan dan kehilangan. Puisi ini mengekspresikan rasa kehilangan yang dalam dan perubahan yang terjadi dalam hubungan cinta.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.