Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Wajah-Wajah (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Wajah-Wajah" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas manusia melalui penggambaran metaforis tentang ...
Wajah-Wajah
(Kepada KA, HE dan HSH)

Melintas wajah mentari di senja biru
Di punggung bukit tandus
Pudar suram lintang kemukus
Pohon meranggas memanggang langit
 
Berkaca wajah di kering Opak
Ular meliku bersisik batu
Mencari ujung mencari hulu
Senyum menghias bibir membisu

Di bukit pasir terbenam wajah
Ombak lautan rebah sekarat
Sia-sia menyambar jingking menyebar

Licin pasir berbunga busa
Bunga kuning yang menanti di dalam taman
Makan debu sembarang waktu.

Sumber: Pasak (2020)

Analisis Puisi:

Puisi "Wajah-Wajah" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas manusia melalui penggambaran metaforis tentang wajah-wajah yang berbeda-beda. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara manusia dengan alam serta perjalanan spiritual dalam mencari makna eksistensi.

Tema Utama

  • Interaksi Manusia dengan Alam: Puisi ini mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dengan alam. Penggambaran wajah-wajah yang melintas seperti mentari, pohon meranggas, dan ombak lautan, menggambarkan keindahan alam yang eksotis dan kekuatannya yang luar biasa.
  • Kehidupan dan Kematian: Metafora seperti "di bukit pasir terbenam wajah" dan "ombak lautan rebah sekarat" menunjukkan siklus kehidupan dan kematian yang alami dalam alam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kebesaran alam semesta dan kerapuhannya yang sering kali diabaikan.
  • Refleksi Diri: Penggunaan wajah sebagai metafora mengundang pembaca untuk merefleksikan diri sendiri. Setiap wajah yang digambarkan memiliki karakteristik dan peran tersendiri dalam menggambarkan kehidupan dan perjalanan spiritual manusia.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Metafora dan Imaji yang Kuat: Harijadi S. Hartowardojo menggunakan metafora dan imaji yang kuat untuk menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas manusia. Contohnya, pohon meranggas yang memanggang langit menggambarkan kekuatan alam yang mempesona.
  • Bahasa yang Simbolis: Puisi ini menggunakan bahasa yang simbolis untuk menyampaikan makna dalam setiap barisnya. Metafora seperti "ular meliku bersisik batu" dan "senyum menghias bibir membisu" menambah kedalaman dan keindahan dalam penyampaian pesan puisi.
  • Ritme dan Aliran: Puisi ini memiliki ritme yang mengalir dan mengundang pembaca untuk memasuki dunia puisi dengan lancar. Aliran puisi yang teratur dan harmonis menambah keindahan dalam membaca dan meresapi makna setiap bait.

Interpretasi dan Makna

  • Kontemplasi atas Alam dan Manusia: Puisi "Wajah-Wajah" mengajak pembaca untuk berkontemplasi atas hubungan antara manusia dengan alam. Setiap gambaran wajah adalah cerminan dari keindahan dan kompleksitas alam semesta serta perjalanan spiritual manusia dalam mencari makna eksistensi.
  • Keindahan Alam yang Memikat: Puisi ini menangkap keindahan alam yang memikat dan menghadirkan gambaran yang kuat tentang kebesaran alam dan kehidupan yang berputar di dalamnya. Metafora yang digunakan mengundang pembaca untuk merenungkan kehidupan dengan lebih dalam.
Puisi "Wajah-Wajah" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas manusia melalui penggambaran wajah-wajah yang berbeda. Dengan bahasa yang simbolis dan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kebesaran alam semesta, dan perjalanan spiritual manusia dalam mencari makna eksistensi. Puisi "Wajah-Wajah" tidak hanya sekadar menggambarkan pemandangan alam, tetapi juga mengungkapkan pesan yang mendalam tentang kehidupan dan kemanusiaan.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Wajah-Wajah
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.