Puisi: Tanah Kesayangan (Karya Dwiarti Mardjono)

Puisi "Tanah Kesayangan" karya Dwiarti Mardjono mengangkat konsep tanah bukan hanya sebagai entitas fisik, tetapi juga sebagai simbol keberanian, ....
Tanah Kesayangan

tanah yang manis
adalah peneguh segala kehidupan
tempat tumbuhnya citacita
tumbuhnya harapan
tumbuhnya perjuangan

napasnya selalu kebenaran
di kala mimpi di kala jaga
lagunya kedamaian
yang bersemayam di sudut hati
mengalirkan air suci
ialah kesakitan yang tiada teralahkan

tanah yang manis
bumi yang mengadukan dan melahirkan
pahlawan-pahlawan paling sakti
menumbuhkannya dalam lagulagu
semangat kemerdekaan
dan membesarkannya penuh keyakinan
demi peradaban.

Surabaya, 1964

Sumber: Tonggak 2 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Tanah Kesayangan" karya Dwiarti Mardjono adalah sebuah penghormatan yang mendalam terhadap tanah air, yang dilihat sebagai sumber kehidupan, harapan, dan perjuangan. Puisi ini mengangkat konsep tanah bukan hanya sebagai entitas fisik, tetapi juga sebagai simbol keberanian, keteguhan, dan kemuliaan yang menjiwai semangat bangsa.

Tanah sebagai Peneguh Kehidupan

Dari awal, Dwiarti Mardjono menggambarkan tanah sebagai "peneguh segala kehidupan." Ini menunjukkan bahwa tanah adalah fondasi yang menopang segala aspek kehidupan manusia. Di tanah ini, "cita-cita," "harapan," dan "perjuangan" tumbuh subur, mencerminkan bagaimana tanah menjadi tempat di mana mimpi dan aspirasi manusia berakar dan berkembang. Tanah dalam puisi ini tidak hanya dipahami secara harfiah sebagai bumi tempat kita berpijak, tetapi juga sebagai metafora bagi tanah air atau bangsa yang memberikan kekuatan dan arah bagi kehidupan.

Napas Kebenaran dan Lagu Kedamaian

Bagian selanjutnya, "napasnya selalu kebenaran / di kala mimpi di kala jaga," menggambarkan tanah sebagai entitas yang menghembuskan kebenaran, baik dalam keadaan sadar maupun dalam mimpi. Ini menyiratkan bahwa tanah adalah sumber nilai-nilai moral dan etika yang tidak tergoyahkan. Tanah air memberikan panduan yang benar, yang tidak berubah seiring waktu atau kondisi. "Lagunya kedamaian" yang "bersemayam di sudut hati" menambahkan dimensi spiritual, di mana tanah air dianggap sebagai penjaga kedamaian batin. Kedamaian ini mengalir seperti "air suci," memberikan penyembuhan dan kenyamanan, bahkan di tengah kesakitan yang tidak teralahkan.

Tanah sebagai Penghasil Pahlawan

Dwiarti Mardjono kemudian menyatakan bahwa tanah yang manis adalah "bumi yang mengadukan dan melahirkan / pahlawan-pahlawan paling sakti." Ini adalah referensi kuat terhadap sejarah dan perjuangan bangsa yang telah melahirkan para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan dan keadilan. Tanah air, dalam pengertian ini, menjadi rahim yang melahirkan individu-individu yang berani dan penuh semangat, yang siap mengorbankan segalanya demi kebaikan dan kebebasan tanah air mereka.

Semangat Kemerdekaan dan Keyakinan

Puisi ini juga menekankan pentingnya "semangat kemerdekaan" yang tumbuh dari tanah ini, yang dibesarkan "penuh keyakinan / demi peradaban." Semangat kemerdekaan di sini tidak hanya mengacu pada kemerdekaan dari penjajahan fisik, tetapi juga dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Tanah air adalah tempat di mana semangat ini terus berakar dan bertumbuh, memperkuat bangsa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan yang teguh.

Puisi "Tanah Kesayangan" karya Dwiarti Mardjono adalah puisi yang penuh makna dan simbolisme. Melalui puisi ini, Dwiarti mengekspresikan rasa cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap tanah air, yang dianggap sebagai sumber kehidupan, kekuatan moral, dan keberanian. Tanah air bukan hanya tempat fisik, tetapi juga simbol dari segala sesuatu yang memberikan hidup makna—cita-cita, harapan, dan perjuangan.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan betapa pentingnya tanah air dalam membentuk identitas dan semangat bangsa. Tanah air adalah sumber kebenaran, kedamaian, dan kekuatan yang tidak tergoyahkan, yang melahirkan pahlawan dan menginspirasi semangat kemerdekaan. Dengan demikian, puisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan menghormati tanah air, sebagai fondasi dari segala kehidupan dan peradaban.

Dwiarti Mardjono
Puisi: Tanah Kesayangan
Karya: Dwiarti Mardjono

Biodata Dwiarti Mardjono:
  • Dwiarti Mardjono lahir pada tanggal 10 Agustus 1935 di Cilacap, Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.