Puisi: Suara Trauma (Karya Herman RN)

Puisi "Suara Trauma" karya Herman RN menggunakan gambar visual dan suara untuk mengungkapkan ketidakpedulian dan trauma yang dialami oleh individu ...
Suara Trauma

Sebuah ban mobil melindas paku karatan
yang diletakkan anak jalanan di sebuah lubang jalan
Bum!!!
"Tiarap!" teriak PNS sepulang dari kantor.

Koeta Radja, awal 2007

Analisis Puisi:

Puisi "Suara Trauma" karya Herman RN adalah karya yang singkat namun padat dengan makna. Dalam puisi ini, Herman RN menggunakan imaji yang tajam dan metafora yang kuat untuk menggambarkan ketidakpedulian masyarakat terhadap trauma dan kesulitan yang dialami oleh individu yang terpinggirkan. Melalui gambaran visual dan suara yang kuat, puisi ini menyoroti ketidakadilan sosial dan kesenjangan yang sering kali terabaikan.

Struktur Singkat dan Padat

Puisi ini terdiri dari dua baris yang sangat singkat namun efektif dalam menyampaikan pesan. Struktur singkat ini memungkinkan pembaca untuk merasakan dampak langsung dari peristiwa yang digambarkan tanpa adanya perincian yang berlebihan. Setiap kata dan frasa dalam puisi ini dipilih dengan cermat untuk menciptakan efek yang mendalam.

Gambar Visual dan Suara

Puisi ini menggunakan gambar visual dan suara untuk menciptakan dampak emosional. "Sebuah ban mobil melindas paku karatan" memberikan gambaran yang kuat tentang kecelakaan dan ketidakpedulian terhadap keadaan di jalan. "Bum!!!" menggambarkan suara keras dari kejadian tersebut, menekankan dampak fisik dan emosional dari peristiwa ini.

Trauma dan Ketidakpedulian

  • Paku Karatan dan Anak Jalanan: Paku karatan yang diletakkan di jalan oleh anak jalanan menggambarkan situasi di mana individu yang terpinggirkan mencoba untuk menarik perhatian atau mengungkapkan rasa sakit mereka dengan cara yang ekstrem. Paku karatan sebagai simbol dari trauma dan kesulitan yang dialami, sementara anak jalanan mencerminkan posisi mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
  • Reaksi PNS: Teriakan "Tiarap!" dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) setelah kejadian menunjukkan sikap ketidakpedulian atau bahkan ketidaksensitifan terhadap situasi yang terjadi. Tindakan PNS yang sepulang dari kantor, seolah-olah tidak terhubung dengan dampak trauma yang dialami oleh anak jalanan, mencerminkan bagaimana sistem dan individu yang memiliki kekuasaan sering kali gagal dalam memberikan perhatian dan solusi yang tepat.

Kritik Sosial dan Kesenjangan

  • Ketidakadilan Sosial: Puisi ini secara halus mengkritik ketidakadilan sosial dan kesenjangan yang ada dalam masyarakat. Ketidakpedulian terhadap trauma yang dialami oleh individu terpinggirkan menunjukkan bagaimana sistem sosial sering kali mengabaikan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh orang-orang di bawah garis kemiskinan.
  • Keterasingan dan Ketidakpedulian: Dengan menyajikan gambar yang jelas tentang trauma dan ketidakpedulian, puisi ini menyoroti bagaimana masyarakat sering kali terasing dari kenyataan yang dialami oleh mereka yang kurang beruntung. Reaksi PNS yang tidak peduli mencerminkan bagaimana sikap tidak peka terhadap penderitaan orang lain menjadi masalah sistemik.
Puisi "Suara Trauma" karya Herman RN adalah puisi yang singkat namun kuat, yang menggunakan gambar visual dan suara untuk mengungkapkan ketidakpedulian dan trauma yang dialami oleh individu terpinggirkan. Dengan menggambarkan peristiwa kecelakaan di jalan dan reaksi yang tidak peduli dari seorang PNS, puisi ini mengkritik ketidakadilan sosial dan kesenjangan yang ada dalam masyarakat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan sikap mereka terhadap penderitaan orang lain dan menyoroti perlunya empati dan perhatian terhadap masalah yang dihadapi oleh mereka yang kurang beruntung.

Herman RN
Puisi: Suara Trauma
Karya: Herman RN

Biodata Herman RN:
  • Herman RN lahir pada tanggal 20 April 1983 di Kluet, Aceh Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.