Puisi: Selain Empat Burung Gereja (Karya Inggit Putria Marga)

Puisi "Selain Empat Burung Gereja" karya Inggit Putria Marga menggambarkan keadaan lingkungan dan perasaan dalam suasana yang khas.
Selain Empat Burung Gereja


persetubuhan rel dan roda kereta melahirkan sekaligus mengusir debu-debu
angin sore pertengahan tahun mencampur mereka dengan udara
menyesakkan paru-paru siapa saja, namun gagal mengusik
ia yang duduk di beranda, melihat empat burung gereja hinggap
di setumpuk pecahan bata. seperti tata kota di tanjungkarang
begitulah bata-bata itu tersusun
tumpang tindih: satu menumpang, yang lain menindih

empat burung gereja hingga di posisi berbeda

yang pertama di tumpukan tertinggi, kepala menoleh ke sana ke mari
kaki sesekali bergerak ke kanan ke kiri. sepertinya, ia jenis burung gereja
yang kurang punya ketetapan hati. agak jauh, di sebelah kanan burung yang
labil ini, burung kedua mengambil posisi, kepala lebih sering menunduk,
kepada kaki, paruh kadang mematuk. tampaknya, ada sejumlah perjalanan
yang sungguh terkutuk

yang ketiga dan keempat, hingga di pecahan bata yang paling dekat
dengan bentala. mereka berhadapan, mengangguk-anggukkan kepala
beradu ricau tanpa jeda. entah bertengkar entah bertukar cerita, keduanya
mengingatkanku pada aku dan anakku. sengit pertengkaran atau
riuh percakapan: tanda kami sedang jumpa: jiwa raga

hari kini warna kopi. empat burung gereja pergi meninggalkan tahi
di setumpuk rekahan bata. bagai rel yang diam menunggu cumbu roda kereta
lelaki itu tetap duduk di beranda. ia lihat dua lelaki berseragam dan berpentungan
melintas, menoleh sejenak padanya sambil tetap berjalan entah kemana.
sepasang suami istri menggotong kasur, malam ini entah di mana mereka tidur
satu per satu rumah di tepi rel jadi puing. tempat tinggal bagi kenangan, kini
barangkali hanya di darah, cuma di daging

di sela tidur panjangku
di bawah rengkahan bata yang tertumpuk
di depan rumah tua itu
selalu kusempatkan waktu untuk melihatnya, sekadar memastikan bahwa anakku
(setidaknya sebelum rumah kami pun berlalu) baik-baik saja


2014

Sumber: Empedu Tanah (2020)

Analisis Puisi:
Puisi "Selain Empat Burung Gereja" karya Inggit Putria Marga menggambarkan keadaan lingkungan dan perasaan dalam suasana yang khas. Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara manusia, alam, dan perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Deskripsi Lingkungan dan Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suatu suasana di mana hubungan manusia dengan lingkungannya ditekankan. Deskripsi persetubuhan rel dan roda kereta melahirkan serta mengusir debu-debu menunjukkan perubahan yang terjadi dalam alam. Ini menciptakan gambaran perubahan yang dinamis dalam lingkungan.

Simbolisme Burung Gereja: Empat burung gereja yang dijelaskan dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol dari berbagai jenis manusia atau situasi dalam hidup. Setiap burung memiliki karakteristik dan tindakan yang berbeda, menggambarkan keragaman manusia dan interaksi mereka dengan dunia sekitar.

Perbandingan dengan Kehidupan Manusia: Penggambaran perbedaan dan interaksi antara empat burung gereja memberikan pandangan pada keragaman manusia. Perbandingan ini diterapkan pada hubungan antara seorang ibu dan anak, menunjukkan berbagai aspek dalam interaksi manusia dan hubungan keluarga.

Warna dan Suasana: Deskripsi warna kopi pada hari menciptakan suasana yang tenang namun dalam, mencerminkan kedalaman perasaan dan refleksi. Warna ini juga dapat menggambarkan perubahan musim dan waktu yang terus berjalan.

Keberlanjutan dan Perubahan: Puisi ini mencerminkan konsep keberlanjutan dan perubahan dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Meskipun keadaan terus berubah, tetap ada upaya untuk memastikan keberlangsungan dan kesejahteraan anak yang diwakili oleh karakter dalam puisi.

Penutup yang Sentimental: Puisi ini ditutup dengan sentimen bahwa penulis akan selalu meluangkan waktu untuk melihat anaknya dan memastikan bahwa ia baik-baik saja. Hal ini menciptakan perasaan hangat dan cinta dalam konteks perubahan yang tidak dapat dihindari.

Puisi "Selain Empat Burung Gereja" karya Inggit Putria Marga adalah sebuah karya yang menggambarkan perubahan dalam lingkungan dan kehidupan manusia. Melalui simbolisme dan deskripsi yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perbedaan, interaksi, dan upaya menjaga hubungan yang penting dalam hidup.

Inggit Putria Marga
Puisi: Selain Empat Burung Gereja
Karya: Inggit Putria Marga

Biodata Inggit Putria Marga:
  • Inggit Putria Marga lahir pada tanggal 25 Agustus 1981 di Tanjung Karang, Lampung, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.