Puisi: Sajak bagi Bunda di Hari Ulang Tahunnya (Karya Catur Stanis)

Puisi "Sajak bagi Bunda di Hari Ulang Tahunnya" menggambarkan hubungan yang intim antara seorang anak dengan ibunya, serta nilai-nilai keluarga ...
Sajak bagi Bunda
Di Hari Ulang Tahunnya

Bunda
mungkin ini teramat sederhana
namun seringkali kita bisa saja lupa
mensyukuri anugerah-Nya
dalam mempertemukan kita
kau dan aku, Bunda
adalah satu jua adanya
tak dua, tiga ataupun lima
tak juga berapapun saja
sekalipun bentang jarak
seringkali memisahkan
namun percayalah bathin kita
senantiasa erat berjabatan
dalam rindu yang berdekapan

Bunda
kebahagiaan terindah dalam hidupku 
adalah saat menemukanmu
kita mulai lagi untuk menata kembali
serpihan yang sempat hilang didera waktu
menyusun kembali yang berserak
dan nyaris tertimbun debu waktu

Bunda
sekaranglah saatnya bagi kita
untuk membangun kembali
rumah kepercayaan beratap cahaya
berdinding kesederhanaan
melingkar sungai cita-cita di sekitarnya
serta menanam pepohonan harapan di sekujur halamannya
agar kau dan aku
serta kelak anak-anak kita
senantiasa nyaman dan tenteram
tinggal di dalamnya
agar kita senantiasa bersama
sampai maut memisahkan kita

Bunda
terimakasih dari hati yang tulus
ayah ucapkan untuk segenap
cinta, kasih sayang serta kepercayaan
yang telah bunda ikhlas persembahkan
bagi ayah sampai kapanpun saja
sampai waktu berhenti
saat kematian membentang di depan kita.

Jogja, 15 Februari 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak bagi Bunda di Hari Ulang Tahunnya" adalah sebuah penghormatan dan ungkapan rasa terima kasih yang dalam terhadap seorang ibu. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan emosional, Catur Stanis menggambarkan hubungan yang intim antara seorang anak dengan ibunya, serta nilai-nilai keluarga yang dihargai.

Tema Utama

Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan penghargaan terhadap seorang ibu. Puisi ini mengeksplorasi hubungan yang erat antara ibu dan anak, serta pentingnya keluarga dalam membentuk identitas dan kebahagiaan seseorang.

Struktur dan Bahasa

Puisi ini memiliki struktur yang terdiri dari beberapa bagian yang terpisah namun saling terkait, mirip dengan bagaimana seorang anak berbicara kepada ibunya melalui ucapan dan pemikiran yang berbeda-beda.
  • Bahasa Puitis: Penggunaan bahasa yang indah dan puitis seperti "menyusun kembali yang berserak" dan "rumah kepercayaan beratap cahaya" menciptakan gambaran yang kuat dan mengesankan tentang kedalaman perasaan anak terhadap ibunya.
  • Ungkapan Rasa Terima Kasih: Puisi ini penuh dengan ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan kepada ibu atas segala pengorbanan dan cinta yang diberikan. Setiap bagian puisi merayakan kehadiran dan kontribusi ibu dalam hidup anak.

Perasaan dan Emosi

Puisi ini menggambarkan perasaan cinta, rindu, dan terima kasih yang mendalam terhadap ibu. Kata-kata seperti "kebahagiaan terindah dalam hidupku adalah saat menemukanmu" dan "terimakasih dari hati yang tulus" mencerminkan ketulusan perasaan anak terhadap ibunya.

Puisi "Sajak bagi Bunda di Hari Ulang Tahunnya" karya Catur Stanis adalah sebuah puisi yang mengharukan dan penuh makna, memperingati dan merayakan peran ibu dalam kehidupan anaknya. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan memukau, puisi ini berhasil mengekspresikan kedalaman perasaan, penghargaan, dan cinta seorang anak terhadap ibunya. Ini adalah sebuah penghormatan yang sangat pribadi dan universal terhadap ikatan keluarga, serta sebuah refleksi tentang nilai-nilai keluarga yang tak ternilai harganya dalam kehidupan kita.

Catur Stanis
Puisi: Sajak bagi Bunda di Hari Ulang Tahunnya
Karya: Catur Stanis

Biodata Catur Stanis:
  • Catur Stanis lahir dengan nama Catur Nugroho pada tahun 1969 di Ngampilan, Yogyakarta. 
  • Catur Stanis meninggal dunia pada tanggal 9 April 2015
© Sepenuhnya. All rights reserved.