Puisi: Prambanan (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Prambanan" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan suasana mistis dan spiritual di candi Prambanan, sebuah situs bersejarah yang kaya ...
Prambanan

Di atas segala batu membeku napasku
Di sini telah bertemu roh dan debu
Gelisah gerutu menjadi satu

Naga melingkar di kakiku
Jari telunjuk menunjuk langit
Ketapang menekur diam membisu
Dia di sana di jantung biru

Esa nama yang kuseru
Dua hati yang kupintu
Tiga kali kutepuk punggung bumi
Kiranya terpanggil nama sendiri.

Sumber: Tonggak 2 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Prambanan" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan suasana mistis dan spiritual di candi Prambanan, sebuah situs bersejarah yang kaya akan mitos dan legenda. Melalui penggunaan simbol-simbol yang kuat dan bahasa yang puitis, Harijadi mengajak pembaca untuk merenungkan pertemuan antara dunia spiritual dan dunia nyata.

Tema Utama

  • Pertemuan Roh dan Debu: Tema utama dari puisi ini adalah pertemuan antara roh dan debu, yang menggambarkan persatuan antara aspek spiritual dan material kehidupan. Prambanan sebagai latar tempat menjadi simbol dari pertemuan ini, di mana sejarah, mitos, dan spiritualitas berkumpul.
  • Pencarian Identitas dan Spiritualitas: Puisi ini juga menggambarkan pencarian identitas dan spiritualitas. Penyair menyebut "Esa nama yang kuseru" dan "Dua hati yang kupintu," yang menunjukkan pencarian makna dan tujuan dalam hidup, serta koneksi dengan yang ilahi.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Simbolisme: Harijadi menggunakan simbolisme yang kuat untuk menyampaikan makna yang mendalam. Naga yang melingkar di kaki dan jari telunjuk yang menunjuk langit mencerminkan kekuatan mistis dan aspirasi spiritual. Ketapang yang menekur diam membisu mungkin melambangkan kesabaran dan ketenangan dalam pencarian spiritual.
  • Kontras dan Dualitas: Puisi ini penuh dengan kontras dan dualitas, seperti "roh dan debu" serta "gelisah gerutu." Dualitas ini mencerminkan konflik internal dan eksternal yang dihadapi oleh individu dalam pencarian spiritualitas dan identitas.

Interpretasi

Puisi "Prambanan" mencerminkan meditasi mendalam tentang pertemuan antara spiritualitas dan materialitas. Prambanan sebagai situs suci menjadi latar belakang yang sempurna untuk merenungkan tentang kekuatan ilahi dan pencarian makna dalam kehidupan. Penyair menggambarkan perjalanan spiritual sebagai sesuatu yang penuh dengan simbol dan ritual, seperti "tiga kali kutepuk punggung bumi" yang mungkin mencerminkan upaya untuk terhubung dengan yang ilahi.

Puisi "Prambanan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah refleksi mendalam tentang spiritualitas dan pencarian makna dalam hidup. Melalui penggunaan simbolisme yang kuat dan kontras antara dunia material dan spiritual, Harijadi berhasil menggambarkan kompleksitas dan keindahan dari perjalanan spiritual. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara roh dan debu, serta pentingnya pencarian identitas dan makna dalam kehidupan.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Prambanan
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.