Analisis Puisi:
Puisi "Pintaku" karya Catur Stanis mengeksplorasi tema tentang keabadian dalam hubungan dan perasaan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna filosofis, Stanis menghadirkan suatu refleksi tentang keinginan akan ketidakberhentian dan kekekalan dalam cinta serta hubungan manusia.
Tema Keabadian dan Kekuatan Kata
Puisi ini dimulai dengan sebuah permintaan yang menggambarkan keinginan untuk keabadian: "Kalau kau minta seribu tahun lagi / ku minta abadi tiada henti." Permintaan ini tidak hanya merujuk pada panjangnya waktu, tetapi lebih pada kekuatan dan kekalahan dari perasaan cinta yang sejati.
Kontras antara "Sekali" dan "Coba Lagi"
Puisi ini menunjukkan kontras yang menarik antara pemahaman akan waktu dan kehidupan: "kalau kau bilang sekali berarti sesudah itu mati / ku bilang sekali berarti sesudah itu coba lagi." Di sini, "sekali" dapat dimaknai sebagai titik akhir atau penyelesaian, sementara "coba lagi" menunjukkan keinginan untuk terus mencoba dan berjuang meskipun menghadapi kegagalan.
Penolakan terhadap Keterbatasan Waktu
Puisi ini mengeksplorasi gagasan bahwa tidak ada yang harus berakhir secara definitif. Kata "tak ada yang harus selesai / dan memang seharusnya" menunjukkan sikap penolakan terhadap konsep akhir dan kepastian dalam hubungan dan perasaan. Ini juga menggarisbawahi keinginan agar rindu dan cinta tetap hidup dan tak kunjung usai.
Bahasa yang Sederhana namun Bermakna
Catur Stanis menggunakan bahasa yang sederhana namun padat dengan makna filosofis. Pilihan kata-katanya seperti "seribu tahun lagi", "abadi tiada henti", "sekali", dan "coba lagi" tidak hanya menggambarkan perasaan cinta yang mendalam, tetapi juga menyampaikan refleksi tentang arti kehidupan dan waktu.
Puisi "Pintaku" karya Catur Stanis mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keabadian dalam hubungan dan perasaan manusia. Puisi ini tidak hanya sebuah ungkapan perasaan cinta yang mendalam, tetapi juga sebuah refleksi tentang keinginan manusia untuk melawan keterbatasan waktu dan mempertahankan rindu yang abadi.
Dengan demikian, puisi "Pintaku" tidak hanya menjadi sebuah puisi tentang cinta, tetapi juga sebuah pernyataan tentang keinginan akan keabadian dan ketidakberhentian dalam hubungan manusia.
Puisi: Pintaku
Karya: Catur Stanis
Karya: Catur Stanis
Biodata Catur Stanis:
- Catur Stanis lahir dengan nama Catur Nugroho pada tahun 1969 di Ngampilan, Yogyakarta.
- Catur Stanis meninggal dunia pada tanggal 9 April 2015