Sumber: Luka Bayang (1964)
Analisis Puisi:
Puisi "Peristiwa" karya Harijadi S. Hartowardojo menghadirkan pengalaman yang mendalam dan penuh makna.
Gaya Bahasa yang Kaya: Puisi ini menonjolkan penggunaan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat. Metafora seperti "Elang sudah jemu melihat kembang sayap" dan "pipit kehilangan ekor" memberikan dimensi simbolis pada pengalaman manusia dan alam. Gaya bahasa yang kreatif memperkaya keseluruhan pengalaman membaca.
Refleksi terhadap Alam: Dalam puisi ini, alam digambarkan sebagai panggung peristiwa manusia. Gambaran elang dan pipit menciptakan perbandingan antara kejenuhan dan kehilangan dalam kehidupan manusia dengan siklus alam yang terus berlanjut. Pemilihan elemen alam menambahkan kedalaman makna dan menyoroti hubungan yang kompleks antara manusia dan alam.
Kesementaraan dan Perubahan: Motif musim semi dan bunga berguguran menciptakan tema kesementaraan dan perubahan. Puisi ini mencerminkan pemikiran tentang kehidupan sebagai suatu perjalanan yang terus berubah, menggambarkan peristiwa dan momen-momen yang melekat pada keberlangsungan alam semesta.
Pembentukan Citra Melalui Kata-Kata: Penyair menggunakan kata-kata dengan hati-hati untuk membentuk citra dan suasana. Misalnya, "tunas muda melisut kering" menciptakan gambaran visual tentang ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam hidup. Citra-citra ini memberikan nuansa emosional dan estetis pada puisi.
Dialog dengan Tuhan: Penggunaan dialog dengan Tuhan di bagian akhir puisi menambahkan dimensi rohaniah. Puisi ini menciptakan ruang untuk introspeksi dan kontemplasi, menyoroti hubungan individu dengan yang Maha Kuasa. Dialog ini mencerminkan rasa harap, kesetiaan, dan ketundukan terhadap takdir.
Konklusi yang Puitis: Puisi ini ditutup dengan konklusi yang puitis, dengan baris "Aku kembali kepadaku, kepada-Mu!" yang menyiratkan sebuah pengakuan diri dan kepulangan roh ke pangkuan Tuhan. Ini memberikan kesan puitis dan menyelaraskan puisi dengan tema kesucian dan spiritualitas.
Puisi "Peristiwa" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan keseimbangan antara alam dan manusia, kesementaraan hidup, serta refleksi rohaniah. Dengan menggunakan gaya bahasa yang kaya dan citra yang mendalam, puisi ini menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan merangsang pemikiran.
Puisi: Peristiwa
Karya: Harijadi S. Hartowardojo
Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
- Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
- Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
- Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.