Puisi: Pengakuan (Karya Mahdi Idris)

Puisi: Pengakuan Karya: Mahdi Idris
Pengakuan


Aku tahu Rumi telah merayu-Mu dengan
Syahdu
Jiwanya menggelepar-gelapar merajuk
mahabbah-Mu.
Dimana Kau letak, ia telah menuju. Dia
simpan Engkau dalam
kalbunya nan suci, enggan dijamah para
khannas.
Namun aku bukan Rumi yang kalbunya
sejernih mata ikan samudera.
Aku tak mampu merajuk, selimut diri
dengan airmata.
Aku abdi dhaif nan lunglai, mudah
diterpa badai.
Engkau tahu jiwaku karang, mataku
elang, tubuhku usang.
Dosa-dosaku amsal serbuk kayu dilahap
rayap,
menumpuk pada sekujur tubuh lalu
dibasahi hujan;
menumpuk membalut diri. Esok dan lusa,
aku tetap sebongkah lumpur yang
mengeras diterpa matari.
Beginilah jiwaku yang senantiasa
mengejar cintamu
dalam bayang malam gulita.
Aku tak tahu, entahkah malam-malamku
makbul pada-Mu,
semisal doa Rumi yang melesat ke
hadharat-Mu.
Entahkah siang-malamku nestapa
panjang tiada jeda.
Sebab syukurku tiada terkira dalam kasat
jiwa,
seberapa dalam berlaku atasnama-Mu
yang maha perkasa.
Aku pun tak tahu, fajar dan senja yang
kau toreh di jalanku,
menelusuri perjalanan matahari ke
peraduannya.
Rabb-ku, bila kutahu bahasa matahari
mencurahkan cahaya,
sudah jutaan rindu mampu kuterjemahkan,
mendambakan sekuntum mawar cinta
menyambar
hatiku sebelum bintang fajar menukik di
ufuk timur.


Pondok Kates, Mei 2015

Puisi: Pengakuan
Puisi: Pengakuan
Karya: Mahdi Idris

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Jika Ibu telah Pergi Jika ibu pergi terlalu pagi membawa sejumpit ingatan mimpi di mana kau tanam kayu merindangi tubuhnya yang terbakar terik matahari akankah  ka…
  • Riwayat Tanah Ibu Menyisir perkampungan itu masih kudengar seruan ibu berkelindan dari pohon jambu ke gubuk tua, menarilah riwayat dalam kitab purba tentang air mata y…
  • Cemburu Dalam cangkir kopi aku melihatmu bersolek tersenyum diambang pintu. Menjelang malam kau kembali pada muasal luka lama menjemput kisah cemburu membawa ke…
  • Tawakkal Berkurun waktu aku menunggu bayang-bayang raib dalam keteguhan menemukan asa yang kehilangan di tempatku berserah diri. Tawakkalku sepenuh samudera dadak…
  • Demokrasi Kita adalah bangsa berdaulat yang punya sekerat mimpi menata kehidupan bernegara. Mimpi yang kemudian kita titipkan pada anak-cucu, agar mereka paham bagaim…
  • Tadarus Mengasah lagi imaji dalam ruang sunyi mengaji ayat-ayat suci menenangkan jiwa dari goda menjauh dari kalimat murka. Kudengungkan bunyi nun bertemu qaf kut…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.