Puisi: Nasi Goreng untuk Abban (Karya A. Muttaqin)

Puisi "Nasi Goreng untuk Abban" karya A. Muttaqin menggambarkan hubungan antara berbagai elemen dalam hidup melalui metafora makanan.
Nasi Goreng untuk Abban

Minyak dan telur adalah saudara seiman. Mereka saling memandang
dengan cinta yang cepat matang, tak gampang iri pada teri dan kentang.

Sosis dan udang adalah saudara seperjuangan. Sosis meminjam gurih
dari udang sementara si udang meminjam kulit sosis agar kau tenang.

Nasi dan piring adalah saudara sejalan. Nasi melipur piring agar tidak
terbang. Piring menampung kerumunan nasi agar tentram terpahamkan.

Lapar dan lahap adalah saudara sekamar. Lapar meminta lahap agar
makan pelan-pelan. Lahap meminta lapar agar sabar menunda kenyang.

2017

Analisis Puisi:
Puisi "Nasi Goreng untuk Abban" karya A. Muttaqin adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara berbagai elemen dalam hidup melalui metafora makanan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan dinamika yang tersembunyi dalam unsur-unsur sederhana sehari-hari.

Metafora Makanan: Puisi ini menggunakan metafora makanan untuk menggambarkan hubungan antara berbagai elemen dalam hidup. Minyak dan telur, sosis dan udang, nasi dan piring adalah contoh-contoh pasangan yang saling melengkapi dan bekerja sama untuk menciptakan sebuah kesatuan. Ini menciptakan gambaran bahwa dalam hidup, ada hubungan yang rumit antara elemen-elemen yang berbeda.

Hubungan Saling Melengkapi: Puisi ini menciptakan gambaran bahwa dalam hidup, elemen-elemen yang berbeda seringkali saling melengkapi satu sama lain. Contohnya, minyak memberi rasa gurih pada telur, sementara telur memberikan tekstur pada minyak. Sosis meminjam gurih dari udang, dan udang meminjam kulit sosis. Hal ini menciptakan gagasan bahwa kerjasama dan interaksi antara berbagai unsur dalam hidup kita adalah penting.

Pesan tentang Keseimbangan dan Keselarasan: Puisi ini menyiratkan bahwa terdapat keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan. Lapar dan lahap, sebagai saudara sekamar, menggambarkan pentingnya keseimbangan antara nafsu makan dan kemampuan untuk menikmati makanan dengan penuh kesadaran. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kesan Tentang Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menggunakan bahasa sederhana dan makanan sebagai metafora untuk menciptakan kesan tentang kehidupan sehari-hari. Ini mengingatkan pembaca bahwa dalam kehidupan yang sibuk dan rumit, seringkali kita dapat menemukan kebijaksanaan dan makna dalam hal-hal yang paling sederhana.

Puisi "Nasi Goreng untuk Abban" oleh A. Muttaqin adalah sebuah karya sastra yang menggunakan metafora makanan untuk menggambarkan hubungan dan keseimbangan dalam hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya kerjasama, keseimbangan, dan keselarasan dalam kehidupan sehari-hari.

A. Muttaqin
Puisi: Nasi Goreng untuk Abban
Karya: A. Muttaqin

Biodata A. Muttaqin:
  • A. Muttaqin lahir pada tanggal 11 Maret 1983 di Gresik, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.