Sumber: Impian Usai (2007)
Analisis Puisi:
Puisi "Malam Purnama" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang memikat dan penuh dengan gambaran-gambaran yang kuat tentang kehidupan, keindahan alam, dan kompleksitas emosi manusia.
Gambaran Alam dan Manusia: Puisi ini dimulai dengan gambaran alam yang kuat, seperti dahan kamboja yang mencoba meraih bulan, serta bunga seroja di telaga yang menciptakan atmosfer yang indah namun penuh dengan kesedihan. Gambaran-gambaran alam ini menjadi latar bagi refleksi kehidupan manusia.
Kompleksitas Emosi dan Pikiran: Penyair menghadirkan berbagai karakter manusia dalam puisi ini, mulai dari bayi yang menangis hingga pemabuk yang merayu malam dan mengutuki bulan. Ada kesan bahwa setiap karakter ini mencerminkan kepingan kehidupan yang kompleks, yang terkadang penuh dengan kegelapan dan kebingungan.
Simbolisme Bulan dan Malam: Bulan dan malam menjadi simbol-simbol penting dalam puisi ini. Bulan digambarkan sebagai objek yang dikejar dan dikutuk, sementara malam mengandung kedalaman dan kegelapan yang mempengaruhi pikiran dan emosi manusia. Keduanya menjadi simbol kehidupan yang penuh dengan kontradiksi dan kompleksitas.
Perjalanan Kehidupan: Puisi ini juga menggambarkan perjalanan kehidupan manusia, dari kota ke kota dan dari kelahiran ke kelahiran. Ada perasaan melankolis yang menyelimuti setiap langkah perjalanan, serta refleksi akan kenangan dan pengalaman yang telah dilalui.
Tanya-Tanya tentang Kehidupan dan Kematian: Melalui gambaran-gambar yang penuh warna dan emosi, penyair menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang arti kehidupan dan kematian. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan eksistensial manusia dan kompleksitas hubungan antara manusia dan alam.
Dengan demikian, "Malam Purnama" bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, tetapi juga sebuah lukisan emosional yang menggambarkan keindahan dan kompleksitas kehidupan manusia. Melalui penafsiran yang mendalam, pembaca diundang untuk menyelami lapisan-lapisan makna yang tersembunyi di balik kata-kata penyair.
Karya: Wayan Jengki Sunarta
Biodata Wayan Jengki Sunarta:
- Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.