Puisi: Langit (Karya Fitri Yani)

Puisi "Langit" karya Fitri Yani menyoroti hubungan manusia dengan alam serta keinginan untuk memahami dan merenungkan makna di balik keajaiban langit.
Langit

wahai langit dari segala langit, pemilik tujuh lapisan istana
bentangkanlah tubuhmu bagi sekawanan burung,
setangkup awan, dan sekejap halilintar
hingga sempurna semua batuan, debu, dan gas yang bertebaran
merangkum silsilah tahun dari wajahmu
karena sejak kamu membuka diri bagi terbit-tenggelamnya matahari
saya tak pernah mampu menerka
letak surga dan neraka yang menyebabkan hadirnya udara
di antara kita

engkaulah warna bagi lautan:
rumah para awan, rahim sehimpun hujan

berilah saya batas pesona
setiap kali memandangmu
agar tak lekas lebur tubuh saya
dengan tafsir warna yang tak pernah tetap itu
agar leluasa kita saling bertukar pertanyaan atau jawaban:
mengapa ilalang tak pernah bosan
menari di ujung hari

di kelapangan dadamu,
akan terdengar gemuruh yang kelak
akan sampai kepada saya,
semacam cambuk yang gemerlap
yang kelak, juga akan sampai kepada saya, bumi

ya kita memang harus tetap berjarak
seperti tiang-tiang beranda yang tak akan bisa menjadi rapat
namun dapat menahan atap yang kokoh
agar ada yang terlindung dari segala cuaca serta marabahaya.
ya, saya dan kamu, memang mesti menyisakan ruang
agar di antara kita tetap ada yang bernafas dengan longgar.

Tanjungkarang, Juni 2009

Sumber: Dermaga Tak Bernama (2010)

Analisis Puisi:

Puisi "Langit" karya Fitri Yani merupakan karya sastra yang menggambarkan keindahan dan misteri langit sebagai simbol keagungan alam semesta. Puisi ini menyoroti hubungan manusia dengan alam serta keinginan untuk memahami dan merenungkan makna di balik keajaiban langit.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini memiliki struktur yang teratur dengan penggunaan bahasa yang metaforis dan deskriptif untuk menggambarkan kebesaran langit. Penyair menggunakan imajinasi yang kuat untuk menggambarkan berbagai elemen alam seperti awan, hujan, dan matahari, serta mengaitkannya dengan hubungan manusia dengan alam.

Tema Utama

  1. Keagungan Alam: Tema utama puisi ini adalah keagungan dan keindahan alam, khususnya langit, yang menjadi simbol dari ketidakberdayaan manusia di hadapan kebesaran alam semesta.
  2. Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini juga menyoroti hubungan manusia dengan alam, dengan menekankan pentingnya memahami dan merenungkan makna di balik keajaiban alam seperti langit.

Simbolisme dan Makna

  1. Langit: Langit dalam puisi ini melambangkan keagungan alam semesta dan misteri kehidupan. Penyair menggunakan langit sebagai simbol untuk menggambarkan kebesaran Tuhan dan ketidakberdayaan manusia di hadapan-Nya.
  2. Tiang-Tiang Beranda: Tiang-tiang beranda yang disebutkan pada akhir puisi dapat melambangkan hubungan antara manusia dan alam, serta kebutuhan untuk menjaga keseimbangan dan menghormati alam.

Analisis Mendalam

Puisi "Langit" mengajak pembaca untuk merenungkan kebesaran alam semesta dan hubungan manusia dengan alam. Penyair menggambarkan langit sebagai simbol keagungan Tuhan dan keajaiban alam yang menginspirasi manusia untuk memahami dan menghargai kehidupan.

Puisi "Langit" karya Fitri Yani adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan dan keagungan alam semesta, khususnya langit, serta menyoroti hubungan manusia dengan alam. Dengan menggunakan bahasa yang metaforis dan deskriptif, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan menghargai kebesaran alam serta merenungkan makna di balik keajaiban langit.

Fitri Yani
Puisi: Langit
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.