Puisi: Kursi-Kursi Kosong (Karya Frans Nadjira)

Puisi: Kursi-kursi Kosong Karya: Frans Nadjira
Kursi-Kursi Kosong


Seorang ibu berbisik pada anaknya:
"Sayangku, bayangkan pizza sebesar bulan
mengunyah malam, tetes hujan dan tanaman
merambat di tembok kusam."
Kursi-kursi mulai kosong Hanya ada bau parfum
Sisa ciuman yang menggigil di kamar losmen.

Tadi pagi perempuan itu
Melakukan pemakaman hujan
Tanpa bunga dan doa-doa.
Batuk membangun jembatan lintas selat
Airmata memanggil dari celah rasa sepinya.

Lelaki itu di sana berbusana kabut
Lewat angin ia berbisik:
"Anak itu tidak kujumpai dalam cintaku."

Semua yang mengalir menuju ke satu titik
Tak terkecuali kau Kami menunggumu di sini.
Dengan rindu tak terucapkan
Berkelana seperti angin dari pulau ke pulau.

Seseorang harus membuka pintu-pintu itu
Seseorang harus menyentuh sejuk udara pagi
Seseorang harus mengingatkan keterbatasan kita.

Di ulang tahun ke enam anaknya
Perempuan itu berkata
"Jika bulan mendengkur di ranjangmu
Seperti  kursi-kursi kosong itu
Rasa nyeri menjalar di tidurmu
Bayang-bayang berpisah dari cahaya
Masuklah ke kegelapan. Kehidupan menantimu."

Semua yang mengalir menuju ke titik pemberhentian
Ke satu titik dimana rindu tak ada. 
Hanya dengung hening 
Dan setetes embun di pucuk daun.
Mengalir ke satu titik tanpa dimensi waktu
Tanpa gerak dimana kita berjumpa tanpa pertemuan.




Frans Nadjira
Puisi: Kursi-Kursi Kosong
Karya: Frans Nadjira

Biodata Frans Nadjira
  1. Frans Nadjira lahir pada tanggal 3 September 1942 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.