Puisi: Kuda Cahaya (Karya A. Muttaqin)

Puisi: Kuda Cahaya Karya: A. Muttaqin
Kuda Cahaya

Dia hanya kelebat, secepat kilat, tapi rambutnya yang panjang dan pekat, membebat kakiku yang jadi ungu setelah menyebut namamu: Kau yang lebih tinggi dari mimpi, lebih senyap dari sepi, lebih rinai dari bunyi. Dan dengan semua yang berakhir /i/ yang tak juga sampai

di watas wiru ini, ia memenuhi panggilanmu. Mencuci luka juga bunga-bunga yang tak jadi madah.

Menggenapkan sumpah juga rima setia yang masih kubaca dengan terbata-bata, seperti memburu ringkik kuda yang mengantarnya ke padang habbah.

2008

A. Muttaqin
Puisi: Kuda Cahaya
Karya: A. Muttaqin

Biodata A. Muttaqin:
  • A. Muttaqin lahir pada tanggal 11 Maret 1983 di Gresik, Jawa Timur.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Tasawuf Buta Huruf membaca kitab Raja Ali Haji Ha, hamba berlindung dari duri yang membuat si mawar dimungkiri Na, nasihat adalah ulat yang membuat daun cacat dan burung ter…
  • Penangkapan Di ranting garing, gelap merambat bagai sayap codot Mendekap buah. Buah-buah membuka mata. Segerumbul Anggur terpekur dari tidur. Segantang kunang terlepas…
  • Surat Terbuka Prenjak kepada Rajawali Kepada Rajawali, Tuan para burung, yang tak pernah kami temui. Mungkin Tuanlah ratu adil untuk bangsa burung yang kerdil ini.…
  • Surat Katak Duh, gerimis yang meniris pelipis. Aku tak ingin menangis dan mengiris kupingku tipis-tipis. Anggur-anggur tak lagi manis. Dan gadis-gadis mencopot mawar …
  • Biara Dulu, sebagai hambar, kubakar dupa supaya pakaianku harum dan indah. Kini, sebagai musafir kubakar wajahku untuk melupakan dunia. Ryonen Betul, Guru, telah…
  • Taman Putma Dari pancaroba, dari musim panas nan bertuba, kutemukan selembar Putma: sebidang taman yang menyimpan kuncup madah dan kembang purba. Di tangkainya yang te…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.