Puisi: Ki Bayi Radin (Karya Fitri Yani)

Puisi "Ki Bayi Radin" mengekspresikan tema-tema kegigihan dan kekecewaan, serta menggambarkan pahlawan yang berjuang dengan gagah berani di tengah ...
Ki Bayi Radin

saat pintu laut terbuka, ikan-ikan bermunculan
berpuluh-puluh perahu akan berlayar dari selatan
dan darah seluruh keluargamu akan tumpah
dan sepasang badan akan menolak muara terbelah

seekor elang laut berputar mematuk-matuk layar
tapi ia menjadi buta dan paruhnya terluka

dendammu pecah di gelanggang biru
dendang pedih tentang perang berdengung
ke seluruh pelosok negeri
sayatannnya menubi hingga ke tujuh lapis kalbumu
kau berlari bagai kuda perang menunggang gelombang

tapi mata pedang lawan terlanjur tiba di jantungmu
sebelum kau hentikan kapal berlayar ke arah selatan
sebelum kau saksikan butiran garam dari mata kekasihmu
jatuh di lautan

sehelai selendang merah tersangkut di ranting mawar
berkibar-kibar seolah ingin melayang menujumu.

Oktober, 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Ki Bayi Radin" karya Fitri Yani menciptakan gambaran seorang tokoh atau pahlawan yang berjuang di tengah kondisi perang laut. Dalam puisi ini, terdapat unsur-unsur yang menggambarkan perjuangan, kekecewaan, dan pengorbanan.

Pembukaan yang Kuat: Puisi ini dimulai dengan pembukaan yang sangat kuat, menggambarkan pintu laut yang terbuka dan munculnya ikan-ikan. Ini memberi kesan bahwa sesuatu yang besar dan mungkin berbahaya sedang terjadi atau akan terjadi.

Gambaran Perang Laut: Penyair menggambarkan suasana perang laut yang intens, dengan puluhan perahu yang bersiap untuk berlayar dan konflik yang tampaknya tidak dapat dihindari. Gambaran darah keluarga yang tumpah dan sepasang badan yang menolak muara yang terbelah menggambarkan kengerian dan pengorbanan dalam perang laut.

Penggambaran Elang Laut: Seekor elang laut yang mencoba mematuk-matuk layar perahu namun akhirnya menjadi buta dan terluka menggambarkan kekecewaan dan pengorbanan dalam perjuangan.

Perjuangan yang Memilukan: Puisi ini menggambarkan pahlawan atau tokoh utama yang berjuang keras dan berani, seperti seorang ksatria perang laut. Namun, perjuangannya diselingi oleh kekecewaan dan kegagalan, terutama ketika mata pedang lawan mencapai jantungnya.

Simbolisme Selendang Merah: Penyair menyisipkan simbolisme melalui selendang merah yang tersangkut di ranting mawar yang berkibar-kibar. Ini bisa menjadi simbol kemenangan atau semangat yang tetap hidup bahkan di tengah kekalahan dan penderitaan.

Puisi "Ki Bayi Radin" menciptakan gambaran perang laut yang penuh perjuangan dan pengorbanan. Ia mengekspresikan tema-tema kegigihan dan kekecewaan, serta menggambarkan pahlawan yang berjuang dengan gagah berani di tengah kondisi yang keras. Simbolisme yang terdapat dalam puisi ini memberi kedalaman tambahan pada pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.

Fitri Yani
Puisi: Ki Bayi Radin
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.